Liputan6.com, Jakarta Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 menurun. Pada akhir tahun 2020 perekonomian nasional berada pada kisaran 0,9 persen sampai 1,9 persen pada 2020.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprakirakan menurun pada kisaran 0,9 persen-1,9 persen pada 2020," kata Perry di Gedung Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (16/6/2020).
Advertisement
Perry melanjutakan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal kedua tahun ini juga menurun. Meskipun berdasarkan perkembangan terkini menunjukkan berkurangnya berbagai tekanan.
"Pertumbuhan ekonomi nasional diprakirakan menurun pada triwulan II 2020, meskipun perkembangan terkini menunjukkan tekanan mulai berkurang,"
Perry menjabarkan kondisi ekspor menurun sejalan dengan kontraksi perekonomian global. Selain itu, konsumsi rumah tangga dan investasi juga menurun akibat pemberlakuan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mengurangi aktivitas ekonomi.
Perkembangan bulan Mei 2020 mengindikasikan tekanan terhadap perekonomian domestik mulai berkurang. Kontraksi ekspor terlihat tidak sedalam prakiraan sebelumnya sejalan peningkatan permintaan dari China.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Indikator Lain
Beberapa indikator dini permintaan domestik juga mengindikasikan perekonomian telah berada di level terendah dan mulai memasuki tahapan pemulihan. Hal ini tercermin dari penjualan semen, penjualan ritel, PMI, dan ekspektasi konsumen yang lebih baik dari capaian bulan sebelumnya.
Perry memprakirakan proses pemulihan ekonomi baru mulai menguat pada kuartal-III 2020 . Hal ini sejalan dengan relaksasi kebijakan PSBB sejak pertengahan Juni 2020 serta stimulus kebijakan yang ditempuh.
Pertumbuhan ekonomi nasional akan kembali meningkat pada kisaran 5 persen sampai 6 persen pada tahun 2021. Tentunya ini didorong dampak perbaikan ekonomi global dan stimulus kebijakan Pemerintah dan Bank Indonesia.
Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dan otoritas terkait agar berbagai kebijakan yang ditempuh dapat semakin efektif dalam mendorong pemulihan ekonomi selama dan pasca Covid-19.
Merdeka.com
Advertisement