Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan bahwa proses perombakan perusahaan pelat merah yang dia jalankan sejak pertama menjabat hingga saat ini dilakukan dengan banyak perhitungan. Dia pun mengaku tak takut jika mendapat ancaman dari apa yang telah diperbuatnya.
"Saya tidak takut diancam-ancam, karena loyalitas saya jelas, saya loyalitas ke presiden, karena saya pembantu beliau," kata Erick Thohir dalam siaran video online yang diunggah Kamis (18/6/2020).
Advertisement
Erick Thohir mengutarakan, ada sejumlah tahapan yang harus dilewati dalam proses pemilihan direksi dan komisaris pada perusahaan BUMN, seperti mengusung tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate governance (GCG).
"Direksi dan komisaris harus GCG, harus berakhlak. Tapi di sini kita masukan digital leadership, global business safety, customer focus, building strategic partnership," papar dia.
Selanjutnya, Erick juga turut melibatkan kementrian dan lembaga terkait dalam pemilihan direksi dan komisaris perusahaan BUMN.
"Lalu juga kita melibatkan kementerian terkait. Karena kan tidak mungkin BUMN karya tidak punya hubungan dengan pak (Menteri PUPR) Basuki, enggak mungkin. Nah ini yang kita coba pastikan," ucapnya.
Selain itu, ia juga membuka telinga terhadap permintaan pasar dalam pemilihan pengurus baru perusahaan BUMN.
"Nah yang lain saya juga mendengar pasar. Karena apa? Kalau kita ingin bangun ekosistem yangg baik ya harus diterima pasar," tegas Erick Thohir.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Erick Thohir Beberkan Kunci Sukses Kerja di Tengah Pandemi Covid-19
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir merupakan sosok yang kini banyak disoroti publik. Di tengah situasi pandemi virus corona (Covid-19) saat ini, beliau tak mengendurkan niatnya untuk membenahi perusahaan pelat merah.
Di sisi lain, ia juga tetap menugasi sebagian perusahaan BUMN besar seperti Pertamina untuk membentuk rumah sakit (RS) rujukan Covid-19 guna menuntaskan penyebaran pandemi.
Erick Thohir bercerita, salah satu kunci utama ia tetap bisa fokus pada pekerjaan yang sangat banyak tersebut adalah kekuatan tim.
"Enggak mungkin lah kita kerja sendiri. Kita bisa seperti hari ini karena didukung banyak orang. Saya dibantu dua Wamen, pak Sesmen juga background-nya kuat, lalu yang menarik deputi-deputi saya fokus," kata Erick dalam siaran video online, Kamis (18/6/2020).
"Kita tidak ada overlapping pekerjaan, dimana saya dengan dua Wamen lebih ke manajerial dan portfolio, deputi lebih in depth ke bidangnya masing-masing," Erick Thohir menambahkan.
Di lain pihak, ia melanjutkan, dirinya juga membentuk tim-tim kecil untuk bidang pekerjaan yang lebih fokus. Sebagai contoh, pembentukan konsorsium pembuat baterai mobil listrik yang terdiri dari empat BUMN, yakni PT Pertamina, PT PLN, PT Telkom Indonesia, dan PT Inalum.
"Contoh saja, kita ada loh namanya tim fokus untuk EV Battery. Itu kan masih 8 tahun lagi, tapi kita siapin dari sekarang. Kenapa? Ini bagian yang tadi, bahwa kita itu yang kerja musti ada tim, ada planning, ada target," tegasnya.
Advertisement