ABM Investama Gencar Tambah Kontrak Pertambangan

Model bisnis melalui sinergi anak usahanya yang terintegrasi dari pertambangan hingga perdagangan menjadi strategi kunci ABM Investama.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 18 Jun 2020, 20:06 WIB
Aktivitas pekerja saat mengolah batu bara di Pelabuham KCN Marunda, Jakarta, Minggu (27/10/2019). Berdasarkan data ICE Newcastle, ekspor batu bara Indonesia menurun drastis 33,24 persen atau mencapai 5,33 juta ton dibandingkan pekan sebelumnya 7,989 ton. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - PT ABM Investama Tbk beserta perusahaan anak terus gencar menambah kontrak pertambangan batubara untuk meningkatkan volume produksi di sektor energi.

Direktur Utama ABM Andi Djajanegara mengatakan, model bisnis melalui sinergi anak usahanya yang terintegrasi dari pertambangan hingga perdagangan menjadi strategi kunci perusahaan untuk menjaga keuangan di tengah pandemi virus corona (Covid-19).

"Kami akan terus meningkatkan penerapan mining value chain, dengan melaksanakan sinergi antar anak usaha dan fokus ke pengoptimalan produtivitas anak perusahaan, dalam mengantisipasi perlambatan ekonomi tahun ini," ujar dia, Kamis (18/6/2020).

Andi terus memacu pertumbuhan yang sehat dari seluruh entitas anak usahanya, seperti menambah kontrak pertambangan melalui anak usaha PT Cipta Kridatama (CK), meningkatkan volume produksi batu bara melalui anak usaha PT Reswara Minergi Hartama (Reswara), serta meningkatkan cadangan batubara dengan menambah masa konsesi.

Pada 15 Juni 2020, CK selaku anak di bidang kontraktor jasa pertambangan kembali meraih kontrak kerjasama dengan durasi seumur tambang (life of mine) dari PT Berkat Murah Rejeki (BMR) yang berlokasi di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan.

Dalam kontrak kerjasamanya, CK akan membantu penambangan untuk pengupasan lapisan tanah (overburden removal) dan penyewaan alat berat, dalam mencapai target volume sekitar 12,6 Juta bank cubic metre (BCM).

Sebelumnya, pada awal 2020, CK juga telah mendapatkan kontrak life of mine dari PT Kuansing Inti Makmur senilai Rp 7,4 triliun. Sementara pada tahun lalu, CK mengantongi kontrak kerjasama seumur tambang dari PT Multi Harapan Utama senilai USD 337 juta dan PT Binuang Mitra Bersama senilai Rp 8 Triliun.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Strategi mining value chain

Aktivitas pekerja saat mengolah batu bara di Pelabuham KCN Marunda, Jakarta, Minggu (27/10/2019). Berdasarkan data ICE Newcastle, ekspor batu bara Indonesia menurun drastis 33,24 persen atau mencapai 5,33 juta ton dibandingkan pekan sebelumnya 7,989 ton. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Andi menjelaskan, melalui strategi mining value chain dengan mensinergikan bisnis anak usaha, membuat kinerja perusahaan masih terkelola dengan baik di level positif.

"Kami optimistis, sejumlah kebijakan strategis yang telah kami siapkan, grup ABM dapat melewati dinamika dan tantangan perlambatan ekonomi nasional dan global tahun ini," tutup Andi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya