Liputan6.com, Jakarta Ahli virologi Profesor I Gusti Ngurah Kade Mahardika dari Universitas Udayana, Bali mengatakan bahwa virus corona penyebab COVID-19 di Indonesia belum memperlihatkan tanda-tanda mutasi.
Hal tersebut disampaikan Mahardika dalam siaran dari Graha BNPB pada Kamis kemarin, ditulis Jumat (19/6/2020).
Advertisement
Pada kesempatan tersebut, Mahardika sempat mengira bahwa virus corona penyebab COVID-19 ini memiliki daya mutasi yang tinggi. Namun, hal itu belum terlihat sampai saat ini meski memang, ada sedikit perbedaan antara SARS-CoV-2 di Indonesia dengan di Wuhan, China.
"Perbedaan itu nampaknya belum pada fungsional yang menyebabkan dia semakin ganas atau antibodi atau vaksin kehilangan manfaatnya kalau dipakai di Indonesia," kata Mahardika.
"Mestinya sebagai virus RNA, itu mutasinya luar biasa. Bayangkan HIV atau influenza misalnya itu mutasinya jauh lebih cepat dari ini. Saya amazing juga dengan ini. Jadi dengan pola itu artinya apa, mutasi yang minimum," ujarnya.
Simak juga Video Menarik Berikut Ini
Tetap Harus Cegah Penularannya
Namun, Mahardika tetap meminta masyarakat untuk mencegah penularan virus corona SARS-CoV-2 ini. Hal ini demi mencegah virus tersebut bermutasi.
"Artinya setiap orang punya tugas untuk membuat virus ini tidak begitu bebas bermutasi, mengurangi peluangnya dengan perilaku yang aman dari COVID-19," ujarnya.
Sementara bagi orang yang sudah terinfeksi virus corona, Mahardika meminta agar mereka tetap menjaga dirinya untuk tidak menularkannya ke orang lain.
"Kalau untuk yang tertular usahakan tidak menulari orang lain dan untuk kita yang belum tertular jangan sampai tertular dari orang lain. Ini kerja dua pihak," katanya.
Advertisement