7 Alasan Harry Kane Harus Tinggalkan Tottenham Hotspur

Berapa lama lagi Tottenham Hotspur bisa menahan Harry Kane? Banyak klub yang menginginkan striker tajam asal Inggris ini.

oleh Ario Yosia diperbarui 19 Jun 2020, 17:25 WIB
Harry Kane kembali menunjukan kapasitasnya sebagai mesin gol yang menjadi andalan Timnas Inggris. Satu golnya saat melawan Kosovo membuat bomber Tottenham ini menjadi pencetak gol terbanyak Kualifikasi Piala Eropa 2020. (Kolase Foto dari AFP)

Jakarta Harry Kane menjadi pemain paling penting bagi Tottenham Hotspur dalam hal cetak gol di lima musim terakhir. Namun dia belum mendapatkan satu gelar pun dengan Spurs.

Lewat ketajamannya sang striker sukses mengerek Tottenham ke jajaran elite Premier League. Musim lalu, bahkan ia mengantar Spurs lolos ke final Liga Champions.

Di Timnas Inggris, Harry Kane juga menjelma menjadi predator tajam. Ia sukses jadi suksesor Wayne Rooney.

Namun, pencapaian itu rasanya tak lengkap tanpa sebiji gelar juara pun. Seorang pesepak bola sudah barang tentu ingin minimal sekali mengangkat piala, sebagai penanda kesuksesan.

Ia kini sudah menjadi properti panas di bursa transfer. Beberapa klub dikabarkan bakal segera menebus klausul jual Kane dari Spurs, yang musim ini performanya jeblok di bawah Jose Mourinho

Pindah memang menjadi keputusan yang wajib diambil Kane. Sebab, dengan cabut ke klub besar, peluang dia untuk lengkapi rekornya dengan gelar juara akan semakin besar.

Berikut 5 alasan mengapa Harry Kane harus tinggalkan Tottenham dikutip Sportskeeda dan beberapa sumber lainnya:


Sulit Berharap Spurs Juara dalam Waktu Dekat

Pemain Tottenham Hotspur, Harry Kane dan bek tengah Liverpool, Dejan Lovren melompat saat berebut bola pada pekan ke-10 Liga Inggris musim 2019/20 di Anfield, Minggu (27/10/2019). Menjamu Tottenham Hotspur, pasukan Jurgen Klopp menang 2-1 setelah sempat tertinggal. (AP/Jon Super)

Harry Kane menjadi pemain yang konsisten selama 2 musim terakhir bagi tim nasional Inggris maupun Tottenham Hotspur. Dia telah mencetak gol pada 13 kesempatan musim ini (8 di Liga Inggris dan 5 di Liga Champions) dengan 3 assist sebagai bonusnya.

Dia hanya berada di belakang Cristiano Ronaldo (6) di daftar pencetak gol Liga Champions 2017-18. Namun apa yang didapatkannya dari Spurs? Bersaing juara di Liga Inggris saja tidak.

Betul, Spurs kini lolos ke 16-besar Liga Champions. Namun, masih banyak yang meragukan mereka akan terus lolos sampai final, bahkan jadi juara. Terlebih, mereka akan mengghadapi raksasa Italia, Juventus pada fase nanti.


Peningkatan Gaji

Duel pemain Manchester United, Chris Smalling dan pemain Tottenham Hotspur, Harry Kane pada semifinal Piala FA di Wembley stadium, London, (21/4/2018). MU menang 2-1. (AP/Frank Augstein)

Situasi transfer belakangan ini sudah gila setelah Neymar ditebus dengan mahar 222 juta euro ke Paris Saint-Germain. Bahkan, untuk pemain sekelas Kylian Mbappe dan Ousmane Dembele sudah berharga 100 juta euro. bagaimana dengan Kane? Tentu di atas itu.

Banyak kabar kalau Kane sudah berharga di kisaran 200 juta euro. Itu jelas karena dia dianggap sebagai striker haus gol yang sudah disejajarkan dengan Lionel Messi, dan Cristiano Ronaldo.

Jika ada klub besar datang, Kane jelas tinggal tunggu waktu saja akan cabut. Real Madrid yang biasa pecahkan rekor dunia tentu berpotensi boyong Kane ke Santiago Bernabeu. Demikian pula dengan Manchester United yang juga ngebet meminangnya.

Ia bakal dapat gaji berlimpah jika pindah dari Spurs.


Tottenham Butuh Dana Segar

Dua pemain Tottenham Hotspur, Harry Kane dan Lucas Moura, merayakan gol ke gawang Manchester United pada laga Premier League, di Old Trafford, Senin (27/8/2018). (AFP/Oli Scarff)

Totteham membangun stadion batu. Mereka keluar uang cukup banyak. Spurs membutuhkan dana segar tambahan untuk menyeimbangkan neraca keuangan tim.

Contoh saja Arsenal. Setelah pindah dari Highbury ke Emirates Stadium, mereka kesulitan finansial beberapa musim setelahnya dan tak dapat bersaing dengan saingan di pasar transfer lantaran harus melunasi biaya renovasi. Nah, tak ada yang bisa jamin kalau Spurs tak akan bernasib seperti Arsenal.

Presiden Spurs, Daniel Levy jelas akan berhati-hati mengeluarkan uang untuk pemain baru. Levy mengakui di musim panas bahwa mereka tidak dapat bersaing secara finansial dengan tim-tim seperti Manchester City dan Chelsea, dan situasi ini semakin buruk di musim-musim mendatang.

Penjualan Kane bisa menjadi salah satu jalan keluarya. Dengan mahar yang disebutkan sebelumnya, yakni mencapai 200 juta euro, Spurs akan bisa aktif di pasar dan keuangannya masih aman.


Demi Impian Gelar Ballon d'Or

Harry Kane (kedua kanan) melakukan selebrasi bersama rekan-rekannya usai mencetak gol ke duanya ke gawang Leicester pada pertandingan Liga Inggris di King Power Stadium, Leicester (18/5). Tottenham menang 6-1 atas Leicester City. (AP Photo/Rui Vieira)

Gelar Ballon d'Or merupakan penghargaan paling bergengsi di sepak bola. Peluang Kane sebenarnya besar utnuk raih gelar ini, buktinya dia sukses mencetak lebih banyak gol pada tahun 2017 daripada Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo.

Pada usia yang baru 24 tahun, Kane jelas bisa berbicara banyak di klub besar nanti. Klub yang tiap tahun bersaing gelar bakal memberinya kesempatan lebih besar unjuk gigi dan masuk nominasi penghargaan ini.

Sebab, andai terus keras kepala perkuat Spurs, impian raih gelar itu tak akan terwujud. Tengok contohnya, peraih penghargaan ini terakhir kali dari Inggris adalah Michael owen pada 2001.


Kesetiaan Tanpa Gelar, Mau Seperti Itu?

Striker Tottenham Hotspur, Harry Kane, melakukan selebrasi usai mencetak gol ke gawang Leicester City, Kamis (18/05/2017). (AFP/Adrian Dennis)

Kane mungkin saat ini tengah bimbang, apakah akan menjadi legenda klub, atau legenda Liga Inggris. Dia bisa mencontoh Steven Gerrard. Ya, dia merupakan legenda Liverpool.

Tapi lihat saja, Gerrard tak pernah berhasil mengangkat gelar Liga Inggris dan itu sulit dipahami. Padahal, dia pernah punya kesempatan cabut ke Madrid maupun Chelsea. Nah, Kane harus melihat Gerrard.

Kane perna menyatakan keinginannya memenangkan gelar. Tapi seperti yang dijelaskan sebelumnya, peluang untuk melakukannya di Spurs sangat tipis. Kane harus segera cabut demi masa depan yang lebih cerah dalam kariernya.


Jose Mourinho

Striker Tottenham Hotspur, Harry Kane (kiri) berselebrasi usai mencetak gol ke gawang Olympiakos pada pertandingan Grup B Liga Champions di Stadion Tottenham Hotspur di London utara (26/11/2019). Kane mencetak dua gol dan mengantar Tottenham menang telak 4-2 atas Olympiakos. (AFP Photo/Glyn Kirk)

Pemecatan Mauricio Pochettino tak lantas membuat kondisi Tottenham Hotspur membaik. Di tangan manajer baru, Jose Mourinho, mereka terlihat tertatih-tatih mengarungi musim ini.

Jose pelatih bertabur gelar, namun belakangan ia seperti kehilangan kesaktiannya. Sebelum merapat ke Spurs, pelatih asal Portugal itu didepak secara menyakitkan oleh Manchester United.

Jose bukan sosok pelatih tepat yang bisa memunculkan potensi terbaik Harry Kane. Permainannya terlalu defensif, sementara Harry akan semakin tajam jika ia didukung tim yang bermain ofensif.


Butuh Tantangan Baru

Kane menjadi penyerang yang bisa beradaptasi dengan sepakbola modern. Kane penyerang yang rajin menjemput bola, rajin bergerak untuk menciptakan ruang dan mencari ruang kosong untuk menembus lini pertahanan lawan.(AFP/Adrian Dennis)

Harry Kane butuh tantangan baru. Ia sudah terlalu lama bermain di Tottenham Hotspur sejak 2009.

Klub satu ini terlihat tidak ada upaya membangun kekuatan tim yang mentereng agar bisa bersaing memenangi Premier League atau ajang bergengsi lainnya.

Keluhan sempat dilontarkan Mauricio Pochettino, yang kecewa karena ia tak bisa beli pemain-pemain baru untuk membuat skuat makin kompetitif. Harry Kane, tak bisa sendirian mendongkrak performa tim. Ia butuh didampingi banyak pemain berkelas lainnya.

Sumber: Sportskeeda

Disadur dari Bola.com (Ario Yosia,published 19/6/2020)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya