FOTO: Mengunjungi Ladang Lavender di Daerah Otonom Uighur Xinjiang

Dengan lahan budidaya seluas 3.733 hektare, industri lavender di Wilayah Huocheng menciptakan 15.000 lebih lapangan pekerjaan pada 2019, dengan nilai output tahunan sekitar 1,5 miliar yuan (1 yuan = Rp2.001).

oleh Johan Fatzry diperbarui 19 Jun 2020, 17:00 WIB
Mengunjungi Ladang Lavender di Daerah Otonom Uighur Xinjiang
Dengan lahan budidaya seluas 3.733 hektare, industri lavender di Wilayah Huocheng menciptakan 15.000 lebih lapangan pekerjaan pada 2019, dengan nilai output tahunan sekitar 1,5 miliar yuan (1 yuan = Rp2.001).
Seorang wanita mengunjungi ladang lavender di Wilayah Huocheng, Daerah Otonom Uighur Xinjiang, China (16/6/2020). Dengan lahan budidaya seluas 3.733 hektare, industri lavender di Wilayah Huocheng menciptakan 15.000 lebih lapangan pekerjaan pada 2019. (Xinhua/Zhao Ge)
Seorang pengunjung memotret ladang lavender di Sigong, sebuah desa di Lucaogou, Wilayah Huocheng, Daerah Otonom Uighur Xinjiang, China barat laut (16/6/2020). Industri lavender di Wilayah Huocheng memiliki nilai output tahunan sekitar 1,5 miliar yuan (1 yuan = Rp2.001). (Xinhua/Zhao Ge)
Orang-orang mengunjungi ladang lavender di Sigong, sebuah desa di Lucaogou, Wilayah Huocheng, Daerah Otonom Uighur Xinjiang, China (16/6/2020). Dengan lahan budidaya seluas 3.733 hektare, industri lavender di Wilayah Huocheng menciptakan 15.000 lebih lapangan pekerjaan pada 2019. (Xinhua/Zhao Ge)
Seekor lebah hinggap di bunga lavender di ladang lavender yang berada di Sigong, sebuah desa di Lucaogou, Wilayah Huocheng, Daerah Otonom Uighur Xinjiang, China barat laut (16/6/2020). (Xinhua/Zhao Ge)
Seorang wisatawan memilih produk-produk olahan bunga lavender di sebuah perkebunan lavender di Wilayah Huocheng, Daerah Otonom Uighur Xinjiang, China barat laut (16/6/2020). (Xinhua/Zhao Ge)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya