Bima Arya Sebut Limbah Medis Faskes Jadi Sumber Penularan Covid-19 di Bogor

Kuat dugaan bahwa pasien, karyawan maupun tenaga medis terpapar Covid-19 dari limbah infeksius yang sudah tercemar virus tersebut.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 20 Jun 2020, 04:33 WIB
Wali Kota Bogor Bima Arya saat meninjau Stasiun Bogor, Jawa Barat, Selasa (9/6/2020). Bima Arya mengunjungi Stasiun Bogor untuk melihat kesiapan aparat keamanan mengantisipasi antrean panjang serta penerapan protokol kesehatan pada penumpang KRL. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Bogor - Wali Kota Bogor Bima Arya mengungkapkan sumber virus corona saat ini salah satunya berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan (Faskes). Rumah sakit dan apotek menjadi tempat penularan Covid-19.

"Setelah kita dalami, 53,84 persen atau 28 kasus, itu sumber penularannya dari faskes seperti rumah sakit dan apotek," ujar Bima, Jumat (19/6/2020).

Hal itu diperkuat dari hasil temuan tim dari Dinas Kesehatan Kota Bogor dan Provinsi Jawa Barat belum lama ini. Petugas menemukan fakta di mana penanganan limbah medis seperti masker, sarung tangan sekali pakai, dan limbah infeksius lainnya tidak dikelola dengan standar tertentu atau dibiarkan bercampur dengan sampah anorganik.

Kuat dugaan bahwa pasien, karyawan maupun tenaga medis terpapar Covid-19 dari limbah infeksius yang sudah tercemar virus tersebut.

"Pengolahan limbah medis tidak ditangani dengan baik dan benar," kata dia.

Temuan lainnya adalah sejumlah fasilitas pelayanan kesehatan juga belum sepenuhnya menjalankan prosedur protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19. Misalnya, tidak adanya garis pembatas untuk menjaga jarak antarpasien dan pembatasan jumlah orang yang masuk ke toilet.

"Jadi kemarin sempat terjadi lonjakan kasus Covid-19 karena cukup banyak fakta yang ditemukan dan mengindikasikan protokol kesehatan tidak diterapkan maksimal di sana," terangnya.

Selain dari faskes, sumber penularan Covid-19 di Kota Bogor berasal dari luar daerah, seperti Jakarta dan sekitarnya maupun luar negeri. Namun, saat ini penularan lokal yakni penularan yang berasal dari orang-orang di dalam Kota Bogor yang mendominasi.

"Kasus penularan kasus dari luar sejumlah 10 kasus atau 19,23 persen," kata dia.

Selanjutnya, sumber penularan di kantor pemerintahan sebesar 46 persen. Jumlah penularan yang berasal dari instansi pemerintahan lebih tinggi dibandingkan dari luar.

"Keempat, sumber penularan dari pertokoan dan pusat perbelanjaan. Ini pasar dan toko bahan bangunan," terangnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Perketat Protokol Kesehatan

Untuk mencegah terjadinya lonjakan penularan Covid-19, kini Pemkot Bogor melakukan langkah dengan memperketat protokol kesehatan di semua tempat.

Kemudian melakukan tiga hal yakni penguatan mitigasi infeksi atau surveilance dengan membentuk Deteksi Aktif Covid-19 atau Detektif Covid-19. Tim ini melakukan tracing dan treking setiap ada temuan kasus positif corona.

"Ketiga, kampanye masif terkait protokol kesehatan, pakai masker, jaga jarak dan protokol kesehatan. Kita gencarkan lagi. Saya minta seluruh OPD, kepala dinas dan camat melakukan kegiatan sidak masker setiap hari," tutupnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya