Pasar Kramat Jati Belum Dapat Laporan Pedagang Positif Corona

Sebelumnya, 49 pedagang di Pasar Induk Kramat Jati positif Corona dilaporkan oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

oleh Rita Ayuningtyas diperbarui 20 Jun 2020, 09:34 WIB
Aktivitas pedagang merapikan bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Rabu (17/6/2020). Penerapan PSBB yang diberlakukan sejak April-Juni 2020 menyebabkan harga bawang merah merangkak naik Rp 45 ribu-Rp60 ribu per kilogram akibat kelangkaan di daerah pemasok. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta 49 pedagang di Pasar Kramat Jati positif terinfeksi virus Corona jenis baru. Namun, pengelola Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, mengaku belum menerima laporan tertulis dari otoritas terkait soal itu.

"Untuk data tersebut yang jelas bahwa kami saat ini belum menerima data resmi tertulis," kata Kepala Pasar Induk Kramat Jati Agus Lamun di Jakarta, seperti dilansir Antara, Sabtu (20/6/2020).

Namun, dia memastikan, penerapan protokol kesehatan di Pasar Kramat Jati terus diintensifkan di tengah wabah Corona. Mulai dari pengecekan suhu, imbauan wajib masker, sampai kepada penyemprotan disinfektan secara berkala.

"Ini intensif kita lakukan guna menyadarkan juga agar para pedagang dan pengunjung serta semua yang beraktivitas di pasar ini agar disiplin menjalankan protokol kesehatan," ujar Agus.

Dia juga mengatakan, Pasar Induk Kramat Jati terus terus bersinergi dengan kecamatan, kelurahan serta dibantu dari unsur TNI dan Polri serta puskesmas untuk mengantisipasi penularan Covid-19 akibat virus Corona.

"Bersama-sama terus memastikan agar penyebaran Covid-19 ini terus berkurang sehingga kondisi ini membaik dan masyarakat semakin disiplin menjalankan protokol kesehatan," kata Agus.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Data Dinas Kesehatan

Sebelumnya, 49 pedagang di Pasar Induk Kramat Jati positif Corona dilaporkan oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Data ini berdasarkan hasil tes usap kepada 200 dari total 600 pedagang pada Rabu 17 Juni 2020.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti, dalam rapat kerja bersama Komisi E DPRD DKI Jakarta, Kamis 18 Juni menyebutkan, jumlah kasus tersebut merupakan yang tertinggi pada klaster pasar tradisional di Jakarta, setelah Pasar Perumnas Klender sebanyak 18 pedagang.  

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya