Bisa Berakibat Fatal, Ini Dampak Buruk Jika Kalian Alami Patah Hati Berlarut-larut

Tak main-main loh, patah hati berlarut-larut bisa memberikan dampak buruk bagi tubuh bahkan bisa berakibat fatal.

oleh Camelia diperbarui 20 Jun 2020, 16:00 WIB
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta Tak sedikit dari kita pernah mengalami patah hati. Patah hati akibat kehilangan orang yang dicintai tentu tak jarang membuat kita sedih dan stress.

Hal ini bahkan bisa berlangsung dalam waktu yang lama. Namun ada baiknya kalian tak berlarut-larut ketika patah hati.

Pasalnya stres ekstrem akibat patah hati benar-benar dapat membahayakan kesehatan. Mungkin tak banyak tahu, para peneliti bahkan telah mengonfirmasi bahwa hal ini disebut dengan sindrom patah hati.

Tak main-main loh, sindrom patah hati bisa memberikan dampak buruk bagi tubuh bahkan bisa berakibat fatal.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Berakibat buruk bagi kesehatan

Ilustrasi/copyright unsplash.com/Anthony Tran

Ronald A. Alexander, psikoterapis dan juga penulis buku Wise Mind, Open Mind: Finding Purpose and Meaning in Times of Crisis, Loss, and Change, mengatakan di tahap awal, patah hati sering membuat jadwal tidur seseorang kacau.

“Ketika menderita patah hati, sangat sulit untuk menenangkan pikiran dan beristirahat,” tutur Alexander.

Orang yang sedang patah hati juga sering mengalami cemas dan jantung berdebar. Lebih lanjut Alexander menjelaskan, kesedihan dan rasa kehilangan akibat putus cinta bisa mengganggu sistem saraf. Pada taraf ini, orang yang sedang patah hati kemungkinan akan timbul perasaan hilang kendali.


Gejala serangan jantung

ilustrasi perempuan/copyright Unsplash/Amandine Lerbscher

Rupanya tak hanya sampai di situ, pada beberapa kasus patah hati ekstrem bisa memicu gejala yang fatal seperti serangan jantung.

Harmony Reynolds, ahli jantung dari New York University Langone Medical Center, mengatakan bahwa sindrom patah hati dapat didiagnosis pada 1-2% pasien yang datang ke rumah sakit dengan keluhan gejala serangan jantung.

Reynolds menambahkan bahwa gejala, perubahan elektrokardiogram dan tes darah orang-orang yang mengalami sindrom patah hati memang mirip dengan pasien serangan jantung.


Kanker

Ilustrasi/copyright pexels.com/Simon Robben

Tak hanya itu, mengutip dari WebMD, para peneliti dari MD Anderson Cancer Center di Houston menemukan 30 pasien yang menjalani pengobatan kanker memenuhi kriteria sindrom patah hati. Para peneliti mengatakan diagnosis harus dipertimbangkan pada pasien kanker yang mengalami nyeri dada.

Oleh karena itu ada baiknya kalian tak berlarut-larut ketika patah hati. Cobalah untuk mengalihkan pikiran dan mencari kegiatan positif saat patah hati.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya