Liputan6.com, Washington, D.C. - Pandemi Virus Corona (COVID-19) terjadi menjelang pilpres 2020 di Amerika Serikat antara Donald Trump dan Joe biden. Tim kampanye lantas harus bermanuver demi bertemu pendukung mereka, sebab keramaian bisa memancing penularan virus ini.
Capres dari Partai Demokrat Joe Biden melaksanakan kampanye dengan sepi. Para pendukungnya harus duduk dengan menerapkan physical distancing di bangku yang tersedia.
Baca Juga
Advertisement
Presiden AS Donald Trump turut memantau sepinya kampanye Joe Biden dan berkata tidak ada antusiasme.
"Reli (kampanye) Joe Biden. NOL antusiasme," tulis Presiden Trump di Twitternya, Jumat (20/6/2020).
Donald Trump turut meretweet cuitannya itu.
Tim kampanye Donald Trump sendiri akan melaksanakan reli kampanye besar meski ada ancaman Virus Corona. Lokasi yang segera dikunjungi Trump adalah Tulsa di Oklahoma.
Terkait corona, kubu Donald Trump berdalih kemarin ada demo besar-besaran yang terjadi. Kubu Trump lantas mempertanyakan standar ganda mengapa giliran kampanye dilarang.
"Mengapa ada standar ganda?" tanya anggota DPR Jim Jordan dari Partai Republik. Ucapannya diretweet Presiden Trump.
Presiden Trump juga mengkritik media kiri jauh (far left) yang ia anggap mencoba mempermalukan peserta kampanye pilpres, tetapi tidak mempermasalahkan kerusuhan beberapa minggu lalu.
"Media Berita Palsu Kiri Jauh, yang tak membahas masalah Covid dengan para Perusuh dan Penjarah yang menghancurkan kota-kota yang diperintah Partai Demokrat, sedang mencoba mempermalukan Reli besar kita dengan Covid. Tak akan berhasil!" ujar Donald Trump.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Survei Pilpres AS 2020: Elektabilitas Joe Biden Ungguli Donald Trump
Menurut jajak pendapat dari Reuters-Ipsos, tingkat keterpilihan atau elektabilitas calon presiden AS dari Partai Demokrat, Joe Biden, unggul 13 poin dari Presiden Donald Trump.
Dikutip dari The Hill, 48 persen responden dalam survei tersebut mengatakan bahwa mereka akan memilih Joe Biden, dengan 35 persen mengatakan akan mendukung Donald Trump.
Dalam beberapa bulan terakhir, Donald Trump mengetahui jumlah jajak pendapatnya menurun, yang diduga sebagai kritik atas penanganannya terhadap pandemi Virus Corona COVID-19, juga termasuk tanggapannya terhadap protes nasional yang dipicu oleh pembunuhan yang dilakukan oleh polisi kulit putih terhadap pria keturunan Afrika-Amerika, George Floyd.
Selain itu, 50 persen responden mengatakan mereka tidak setuju atas penanganan pandemi oleh Donald Trump, dimana kematian karena Virus Corona di AS telah mencapai lebih dari 115.000 warga, dan hanya 40 yang menyetujui tanggapannya terhadap krisis.
Sebaliknya, jumlah dari mereka yang disurvei ikut bersimpati terhadap aksi protes Yang telah berlangsung selama lebih dari tiga pekan mencapai sekitar dua pertiga.
Secara berulang kali, Donald Trump telah mengancam akan mengerahkan militer untuk memadamkan kerusuhan yang terjadi saat protes, yang beberapa di antaranya adalah penjarahan dan kerusakan properti.
Dukungan untuk Donald Trump di kalangan Partai Republik telah menurun 13 poin sejak Maret lalu, menurut jajak pendapat baru.
Advertisement