Peneliti Israel Klaim Temukan Masker yang Bisa Bunuh Virus Corona Baru

Dilengkapi USB port, proses disinfeksi masker demi membunuh virus corona baru dijelaskan berlangsung selama 30 menit.

oleh Asnida Riani diperbarui 20 Jun 2020, 17:30 WIB
ilustrasi masker/unsplash

Liputan6.com, Jakarta - Inovasi terus saja bermunculan di masa pandemi untuk mencegah transmisi virus corona baru. Belum lama ini, para peniliti asal Israel mengklaim telah menemukan masker yang bisa membunuh virus SARS-CoV-2.

Mengutip laman video South China Morning Post, Sabtu (20/6/2020), masker tersebut bisa bersih secara otomatis menggunakan panas dari alat pengisi baterai. Masker yang bisa digunakan berulang kali ini dilengkapi USB port yang menghubungkannya dengan charger ponsel.

Sumber power tersebut dikatakan bisa memanaskan serat bagian dalam masker hingga 70 derajat celcius. Proses disinfeksi masker ini dikatakan berlangsung setidaknya sampai 30 menit untuk sepenuhnya membersihkan virus yang menempel.

"Panas yang dihasilkan, yakni suhu antara 65--70 derajat celcius, lebih dari cukup untuk membunuh virus," kata Faculty of Materials Science and Engineering Technion University, Yair Ein-Eli.

Para peneliti juga mengklaim bahwa masker tersebut bisa dipanaskan lusinan kali tanpa menyebabkan kerusakan sama sekali.

Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pendekatan Lebih Bersahabat

Inovasi masker yang diklaim bisa membunuh virus corona baru. (dok. screenshot video Twitter @SCMPNews)

Inovasi ini diharapkan bisa mengatasi kelangkaan masker selama masa pandemi. "Dunia medis selalu memanfaatkan barang tak bisa digunakan kembali. Selama pandemi, demi menutup berbagai permintaan, setidaknya kita membutuhkan lima miliar masker," tutur Ein-Eli.

Melihat angka tersebut, di tahun depan, sambung Ein-Eli, dunia akan melihat sampah baru yang ternyata tak bagus secara ekonomi, juga lingkungan.

"Makanya kita harus membuatnya jadi bisa dipakai kembali dan bersahabat. Inilah solusi yang kami tawarkan," katanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya