Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan startup properti teknologi yang menghubungkan Client, Landlord serta Agen properti ke dalam 1 platform berbasis teknologi, Jendela360, mendapatkan pendanaan sebesar USD 1 juta atau sekitar Rp 14,2 miliar (kurs 14.243 per dolar AS) yang dipimpin oleh Beenext diikuti oleh Prasetia Dwidharma, Everhaus, dan investor strategis yang mengelola perusahaan konsultan properti internasional terbesar di Indonesia.
Perusahaan rintisan yang mempopulerkan penggunaan 360 virtual tour di dunia properti di Indonesia ini akan menggunakan pendanaan kali untuk memperkuat posisi Jendela360 di ranah properti tanah air dengan membawa pendekatan O2O (Online to Offline) sehingga transaksi properti tidak hanya menjadi lebih efisien karena peranan teknologi, tapi juga lebih efektif karena pendekatan human relation.
Co-founder dan COO Jendela360 Kiki Guzali mengatakan, pendanaan tersebut akan digunakan untuk merekrut talenta-talenta terbaik di dunia properti, pembuatan academy atau sistem pelatihan yang dapat melahirkan professional Real Estate Agent dengan standard yang betul-betul baik, dan tentunya meningkatkan brand awareness dan penyempurnaan pengalaman bertransaksi properti di Jendela360 dengan pengembangan teknologi.
Baca Juga
Advertisement
“Tujuan Pendanaan kali ini bagi kami adalah untuk melangkah selangkah lebih jauh dalam menjalankan strategi O2O (Online to Offline) di dunia properti. Karena meskipun pencapaian kami di dunia online bisa dikatakan sudah cukup baik, tapi kami selalu percaya bahwa untuk membuat user experience yang sempurna, transaksi properti juga akan sangat membutuhkan kehadiran secara fisik atau offline yang baik," kata dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (20/6/2020).
Sementara itu, Co-Founder dan CEO Jendela360 Daniel Rannu menyatakan, dengan mendapatkan pendanaan tersebut menjadi bukti nyata bahwa apa yang Jendela360 kerjakan selama ini telah memberi dampak yang positif terhadap industri properti di Indonesia.
"Ini bisa dilihat dari bagaimana Jendela360 dapat tumbuh lebih dari 30 kali lipat dalam 3 tahun terakhir dan trend inilah yang dilihat oleh para investor yang menaruh kepercayaan besar pada kami untuk terus merevolusi industri properti tanah air dengan memasukkan peranan teknologi,” ungkap dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Geliat Bisnis Properti di Tengah Pandemi Corona
Bisnis properti mengalami tekanan yang cukup besar di tengah pandemi Corona Covid-19, ternyata tidak menyurutkan strategi penjualan para pengembang. Para pelaku bisnis properti memilih untuk tak menaikan harga properti dan memberi potongan harga besar-besaran, untuk menggairahkan penjualan.
Seperti yang dilakukan kawasan pemukiman Royal Tajur, Bogor. "Inilah justru sangat menguntungkan investor, harga properti tidak naik, malah diturunkan," kata General Manager Royal Tajur Hendra, Jumat (5/6/2020).
Menurutnya, jika tidak dalam pandemi Covid-19 atau saat keadaan normal, dalam 6 bulan terakhir bisa ada kenaikan harga 5 persen. Namun karena situasi berbeda, pihaknya malah memberikan potongan harga hingga Rp 150 juta untuk tipe rumah tertentu.
Hendra juga mengklaim, nilai investasi properti di Royal Tajur terus meningkat. Di tahun pertama sekitar 10 persen. Hal ini pun yang membuat beberapa masyarakat sudah membeli rumah di Royal Tajur di kurun waktu Februari – Mei kemarin.
“Dua bulan belakangan ini di Royal Tajur penjualan tetap stabil, peminat properti visit dan melihat produk kami, mereka merasakan tinggal di tengah kota dapat kenyamanan, udara yang sejuk, great view Gunung Salak dan Gunung Gede Pangrango, langsung mereka booking khawatir produk pilihannya dibeli orang,” kata Hendra.
Advertisement