Maudy Koesnaedi Memprakarsai Lakon DOEL #NontonTeaterDiRumahAja

Bakti Budaya Djarum Foundation mengelar Lakon DOEL secara virtual yang dipelopori artis Maudy Koesnaedi selama 2 hari.

oleh Telni Rusmitantri diperbarui 21 Jun 2020, 13:30 WIB
Mengenal Budaya Betawi melalui Lakon Doel, #NontonTeaterDiRumahAja bersama Bakti Budaya Djarum Foundation (dok Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Bakti Budaya Djarum Foundation bekerja sama dengan Teater Abang None (ABNON) Jakarta mempersembahkan kegiatan unik #NontonTeaterDirumahAja. Pertunjukan diprakarsai oleh artis Maudy Koesnaedi.

Maklum di tengah pandemi Covid-19 dan masa new normal, banyak kegiatan yang memancing keramaian masih harus dihindari demi menjaga protokol kesejatan. Adalah lakon DOEL: Antara Roti Buaya dan Burung Merpati, Kembang Parung Nunggu Dipetik yang menjadi sajian #NontonTeaterDirumahAja, yang diproduser Maudy Koesnaedi digelar pada Sabtu 20 Juni dan Minggu 21 Juni 2020 pukul 14.00 WIB di websitewww.indonesiakaya.com serta channel Youtube Indonesia Kaya.

DOEL: Antara Roti Buaya dan Burung Merpati, Kembang Parung Nunggu Dipetik, merupakan rekaman dari pementasan yang diselenggarakan pada 14 Mei 2010 di Gedung Kesenian Jakarta. Lakon ini diadaptasi dari film berjudul Si Doel Anak Modern yang dibintangi Benyamin S, Christine Hakim, dan Tutie Kirana pada tahun 1976.

“Kegiatan ini dalam rangka memperingati HUT Jakartake-493. Pementasan oleh Teater Abang None Jakarta menjadi contoh bagaimana generasi muda berperan dalam memajukan dan melestarikan budaya Indonesia, khususnya Betawi dalam bentuk seni pertunjukan,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, dikutip dari siaran pers yang diterima redaksi.

Maudy Koesnaedi juga tampil sebagai pemeran, lantas siapa seleb lainnya yang juga memeriahkan Lakon DOEL ini?

 


Ya Produser ya Pemain

Maudy Koesnaedi Press Conference IBOMA Awards 2020. (Bambang E Ros/Fimela.com)

Lakon DOEL: Antara Roti Buaya dan Burung Merpati, Kembang Parung Nunggu Dipetik in idiselenggarakan oleh Ikatan Abang None Jakarta dari seluruh wilayah dan mengikutsertakan seluruhangkatan, mulai angkatan 1990-an sampai 2009. Pementasan ini menghadirkan Ade Firman Hakim yang memerankan Doel, Senandung Nacitta Mizwar sebagai Usje, Nabilah Zata Dini sebagai Asnah, Armand Nalendra sebagai Albar, Adjie Pangestu sebagai Bapak Asnah, dan Maudy Koesnaedi sebagai Ibu Doel, serta pemeran lainnya dari Ikatan Abang None Jakarta.

Sebelum menyaksikan lakon DOEL: Antara Roti Buaya dan Burung Merpati, Kembang Parung Nunggu Dipetik ini, penikmat seni juga dapat mengetahui mengenai pementasan ini dengan Maudy Koesnaedi dan Ade Firman Hakim melalui live chit-chat yang dapat disaksikan melalui akun Instagram@indonesia_kaya pada Sabtu, 20 Juni 2020 pukul 12.00 WIB mendatang.

“Cerita si Doel memiliki makna yang mendalam bagi saya pribadi. Tidak semua pemain lakon ini mempunyai latar belakang akting, tapi kecintaan pada budaya Betawi dan keinginan mengenalkan sisi lain budaya Betawi akhirnya membawa kami ke panggung seni pertunjukan ini,” ujar Maudy Koesnaedi yang juga berperan sebagai produser dalam pementasan ini.


Lakon DOEL

Mengenal Budaya Betawi melalui Lakon Doel, #NontonTeaterDiRumahAja bersama Bakti Budaya Djarum Foundation (dok Istimewa)

Lakon DOEL bercerita tentang sosok Si Doel bertemu dengan sahabat lamanya bernama Salempang seorang makelar yang kemudian merayu Doel untuk menjual tanah warisan dengan janji mengenalkan Doel pada Usje, teman kecil mereka yang sekarang menjadi peragawati. Untuk memikat hati Usje, Doel diajarkan Salempang bergaya modern seperti pacar Usje, seorang aktor terkenal.  Ternyata Usje lebih senang bersama dengan Doel yang selalu menghiburnya di saat kesal pada Albar.

Sementara Doel mempunyai sahabat baik sejak kecil bernama Asnah yang diam-diam memendam rasa padanya. Dan keluarga Asnah berniat melamar Doel untuk menjadi menantunya. Apakah Doel menerima lamaran Asnah? Atau malah tetap mencurahkan perasaan cintanya pada Usje?

Para pemain Ikatan Abang dan None Jakarta membawakan candaan khas Betawi yang terkesan nyablak namun jujur, membuat pementasan ini menjadi kental akan aroma budaya Betawi. Terlebih didukun goleh tata musik layaknya dalam lenong Betawi yang semakin menghidupkan cerita. Selain canda tawayang mengajak penikmat seni tertawa terbahak-bahak.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya