Liputan6.com, Jakarta Miniseri Sementara, Selamanya karya Reza Rahadian yang mengudara di Vidio memasuki episode kelima, Sabtu (20/6/2020) kemarin. Tayang mulai 6 Juni 2020 setiap Sabtu dan Minggu, Sementara, Selamanya memasuki babak akhir pada Minggu (21/6/2020) ini.
Episode kelima menuai reaksi positif warganet lantaran dinilai paling emosional dan meremas hati. Selain dibintangi Reza Rahadian dan Laura Basuki, Sementara, Selamanya diperkuat Christine Hakim serta Ruth Marini.
Baca Juga
Advertisement
Naskahnya ditangani Ika Natassa, yang kita kenal lewat novel laris Critical Eleven dan Antologi Rasa. Sebelum berpisah dengan Sementara, Selamanya, kami ajak Anda menyimak enam fakta menariknya dari lokasi syuting.
1. Beda Naskah dan Novel
Ika Natassa menyebut menulis naskah miniseri berbeda dengan bikin novel. “Menulis novel itu sejujurnya suka-suka aku. Alur cerita dan pengembangan karakter terserah aku. Saat menulis novel bisa saja saya mengetik cerita untuk halaman pertama, halaman berikutnya belum ketahuan gimana,” ujarnya.
Menulis naskah butuh outline dan struktur yang jelas. “Kita tidak bisa menulis naskah tanpa mengetahui ending-nya. Ide diekskusi dalam kalimat demi kalimat detail,” imbuhnya.
Advertisement
2. Awalnya Judul Berbahasa Inggris
Banyak yang memuji Sementara, Selamanya miniseri berkonsep kuat. Salah satunya, terasa dari pemilihan judul per episode. Terdiri dari tiga kata dan selalu berawalan “Yang Dia.”
Ika Natassa mengaku, semula judul di setiap episode berbahasa Inggris. Pemilihan judul mengacu pada tiga aspek yakni singkat, menarik, dan tidak membocorkan inti cerita.
3. Naskah Tidak Per Episode
Meski mengudara dalam enam episode, Ika Natassa tidak menulis naskahnya per babak melainkan dalam format cerita panjang.
“Karena saat itu belum terbayang akan tayang di patform digital. Setelah resmi jadi miniseri dengan durasi pendek, naskah dijadikan pegangan untuk syuting per episode. Proses pengambilan gambarnya sesuai kronologi,” Ika mengingat.
Advertisement
4. Kinerja Reza Sebagai Sineas
Jam terbang Reza Rahadian sebagai sutradara belum setinggi yang lain. Meski demikian, Ika Natassa menyanjung kinerjanya di lokasi syuting efektif. Per hari mengeksekusi dua episode.
“Selama syuting, Reza tidak buang-buang adegan, kinerjanya magic dan efektif. Kenal Reza Rahadian sejak syuting Critical Eleven. Setiap berkolaborasi dengannya terasa inklusif, orangnya berdedikasi, dan senang menantang diri sendiri,” Ika berbagi pendapat.
5. Aktris Utama Peraih Citra
Banyak penggemar menyebut tokoh utama cewek dalam cerita buatan Ika Natassa keramat dan tak bisa dimainkan sembarang aktris. Karenanya butuh peraih Piala Citra. Anya di Critical Elevel dihidupkan Adinia Wirasti. Twivortiare jatuh ke tangan Raihaanun. The Architecture of Love kabarnya merekrut Putri Marino. Sementara, Selamanya merangkul Laura Basuki. Disinggung soal ini, Ika Natassa tertawa.
“Ha ha ha, enggak semua pemeran utama wanitanya peraih Piala Citra. Carissa Perusset (di Antologi Rasa) kan wajah baru dan fresh untuk layar lebar kita. Pemeran dan karakter itu jodoh-jodohan. Terpilihnya Adinia Wirasti untuk Critical Eleven misalnya. Itu melalui proses audisi. Hasilnya, performa dia paling oke,” beri tahu dia saat berbincang dengan Showbiz Liputan6.com lewat ponsel, baru-baru ini.
Advertisement
6. Tiga Kata Buat Reza
Sementara, Selamanya menandai kolaborasi kali kesekian Ika Natassa dan Reza Rahadian. Ada tiga kata dari Ika yang menggambarkan aktor peraih 4 Piala Citra itu. Pertama, versatile. Istilahnya Reza Rahadian bisa jadi siapa saja di depan kamera. Kini ia menunjukkan skill sebagai sutradara.
Kedua, generous. Ia memberi effort lebih untuk menghidupkan peran. “Di miniseri ini Reza menjadikan rumahnya sebagai lokasi syuting. Terakhir, passionate, berani mengambil risiko lalu mengerjakan bagiannya dengan penuh cinta,” pungkas Ika.