Liputan6.com, Jakarta - Bank Sentral Turki menyatakan bahwa pihaknya telah menggunakan fasilitas pendanaan yuan China untuk pertamakalinya. Penggunaan fasilitas ini berdasarkan perjanjian swap yang telah ditandatangani sebelumnya dengan Bank Sentral China.
Dalam transaksi ini, Perusahaan Turki dari berbagai sektor akan membayar tagihan impor dari China menggunakan mata uang yuan. Langkah penggunaan yuan ini untuk memperkuat kerja sama antara Turki dengan China.
Advertisement
"Pemanfaatan perjanjian swap ini sangat penting dalam hal memfasilitasi penggunaan mata uang lokal dalam pembayaran perdagangan internasional dan akses mudah perusahaan Turki ke likuiditas internasional," jelas pejabat Bank Sentral Turki, seperti dikutip dari kantor berita Anadolu, Minggu (21/6/2020).
Perjanjian swap ini ditandatangani antara Bank Sentral Turki dan Bank Sentral China pada tahun 2019. Dalam kesepakatan ini, bank-bank komersial di Turki akan menambah produk yang berkaitan dengan perdagangan dan keuangan berdasarkan dengan perjanjian swap tersebut.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Cadangan Devisa
Cadangan devisa Turki terus mengalami penurunan untuk melakukan intervensi guna menjaga nilai tukar lira. Tentu saja jika hal ini terus dilakukan maka membuat kekuatan moneter negara dalam tekanan.
Dikutip dari Reuters, pada bulan Mei lalu Bank Sentral Turki melakukan upaya untuk membangun kerja sama swap dengan bank sentral Inggris dan Jepang dan memperluas jalur swap yang telah dibangun dengan Qatar dan China.
Advertisement