Liputan6.com, Jakarta Bukan rahasia lagi apabila terlalu banyak mengonsumsi informasi negatif terkait COVID-19 akan berpengaruh pada kesehatan manusia. Bahkan, hal ini berisiko menimbulkan masalah psikosomatis.
Dokter Konsulen Psikosomatik Rudi Putranto mengatakan, ada baiknya seseorang membatasi diri agar tidak berlebihan dalam mengonsumsi informasi soal COVID-19, khususnya yang membuat stres.
Advertisement
"Dari badan kesehatan dunia WHO itu menganjurkan agar dapat membatasi informasi agar tidak berlebihan. Mereka menganjurkan sehari dua kali paling tidak. Ada juga yang menganjurkan kalau bisa dalam sehari 30 menit saja," kata Rudi dalam siaran dari Graha BNPB, Jakarta pada Minggu (21/6/2020).
"Ini untuk menjaga kesehatan jiwa supaya hal-hal yang negatif tidak terlalu sering kita dapatkan," kata dokter dari Divisi Psikosomatik dan Paliatif, Departemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo ini.
Simak juga Video Menarik Berikut Ini
Konsumsi Hanya Pagi atau Sore
Selain itu, Rudi juga merekomendasikan orang-orang untuk tidak mengonsumsi berita-berita yang rentan menimbulkan stres hanya di waktu pagi atau sore.
"Kalau bisa dilakukan pagi atau sore. Tidak malam, karena nanti bisa mempengaruhi waktu tidur kita," ujarnya.
Rudi menjelaskan bahwa hal-hal yang negatif akan disimpan di otak. Apabila pikiran tersebut terjadi berulang-ulang, tubuh rentan mengalami masalah.
"Karena yang kita dapati adalah rangsangan hormon stres yang berlebihan dan memicu denyut jantung jadi cepat, sesak napas, perut tidak enak. Termasuk ke sistem kekebalan jadi menurun, yang harusnya dalam kondisi saat ini perlu kita pertahankan."
Menurutnya, memang stres atau cemas adalah wajar pada awalnya. Namun ia menegaskan jangan sampai kondisi itu terjadi berlarut-larut. Maka dari itu, Rudi mengatakan seseorang bisa mengisi waktu dengan hal-hal yang disenangi untuk mencegah masalah stres di masa pandemi.
"Itu bisa memperbaiki perasaan kita, membuat tenang," kata Rudi.
Advertisement