47 Wisatawan Puncak Bogor Dinyatakan Reaktif Corona

Rapid test menyasar warga sekitar maupun wisatawan dari luar Jabar yang berwisata ke kawasan Puncak. Dari 445 orang yang di rapid test, 47 orang dinyatakan reaktif.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 22 Jun 2020, 01:16 WIB
Petugas menunjukkan hasil tes cepat (rapid test) pendektesian COVID-19 kepada tenaga medis di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (25/3/2020). Pemeriksaan hanya diperuntukan bagi tenaga medis seluruh puskesmas, dan rumah sakit yang ada di Kota Bekasi. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Jawa Barat kembali melakukan rapid test di kawasan Puncak, Bogor. Tes masif di kawasan Taman Wisata Matahari, Kecamatan Cisarua, Minggu (21/6/2020).

Rapid test menyasar warga sekitar maupun wisatawan dari luar Jabar yang berwisata ke kawasan Puncak. Dari 445 orang yang di rapid test, 47 orang dinyatakan reaktif.

"47 orang itu terdiri wisatawan dan warga sekitar," ujar Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor, Syarifah Sofiah.

Para wisatawan yang dinyatakan reaktif sebagian besar berasal dari DKI Jakarta dan Tanggerang dan dari wilayah kota/kabupaten di Provinsi Banten lainnya yang hendak berwisata ke Puncak.

Mereka yang dinyatakan reaktif, langsung diperiksa lanjutan dengan metoda Swab di Mobil PCR dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

"Ada tujuh orang yang belum sempat di swab, rencananya besok dilakukan di Puskesmas Cisarua," terangnya.

Bagi wisatawan yang dinyatakan reaktif, lanjut Syarifah, langkah selanjutnya adalah konfirmasi dengan tes polymerase chain reaction (PCR). Setelah menjalani tes swab, mereka diminta untuk tidak melanjutkan kunjungan wisatanya dan kembali ke daerah asalnya.

"Setelah di swab, mereka diminta untuk pulang dan sementara waktu tidak keluar rumah dulu," ujarnya.

Ia menambahkan, tes masif digelar sebagai pendeteksian dini, mengingat keinginan masyarakat luar Jabar berwisata di Puncak sulit dibendung. Kondisi tersebut berpotensi memicu sebaran Covid-19 jika tidak ada pengawasan ketat.

Karena itu, tes masif yang digelar tim gabungan dinilai efektif menjaring pelaku perjalanan yang masuk kawasan Puncak Bogor, untuk mencegah munculnya kasus impor (imported case) Covid-19.

"Ini sebagai bentuk kolaborasi semua pihak dalam penanganan Covid-19 di Kabupaten Bogor khususnya di kawasan yang ramai di kunjungi wisatawan dari luar Bogor," ucap dia.


Reaktif Belum Tentu Positif

Paramedis Siloam Hospitals menunjukkan hasil tes cepat (rapid test) mandiri COVID-19 secara drive thru di Akses Senayan Park Jalan Gerbang Pemuda, Jakarta, Kamis (23/4/2020). Rapid Tes Covid -19 dibanderol seharga Rp 489.000, periode 17-30 April 2020 pukul 08.00-10.00 WIB. (merdeka.com/Arie Basuki)

Kasie Pelayanan Kesehatan Primer dan Tradisional Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Dyon Rivardin mengutarakan, hasil rapid test reaktif belum tentu menunjukkan seseorang positif Covid-19. Begitu juga sebaliknya, hasil rapid test non-reaktif belum tentu juga menunjukkan seseorang pasti negatif virus corona.

"Jika kadar IgM-nya tinggi, menandakan dia mungkin pernah terpapar virus tersebut tapi punya anti bodi kuat. Orang ini punya risiko terpapar dan bisa menularkan virus ke orang lain," terangnya.

Hari sebelumnya, dari 1.106 orang wisatawan yang di rapid test secara acak di lima lokasi kawasan Puncak, 32 wisatawan dinyatakan reaktif.

Di Rest Area Segar Alam sebanyak 23 orang dinyatakan reaktif, sembilan orang di Masjid Atta'awun sebanyak 6 orang, dan di Rest Area Gunung Mas sebanyak 3 orang. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya