Liputan6.com, Jakarta - Angka kematian karena Corona COVID-19 di Jawa Timur bertambah. Tercatat ada tambahan 13 pasien meninggal karena Corona COVID-19 pada 21 Juni 2020.
Total pasien meninggal karena Corona COVID-19 mencapai 731 orang di Jawa Timur hingga 21 Juni 2020. Hal itu mengutip data Dinas Kominfo Jawa Timur, Minggu, (21/6/2020).
Angka kematian karena Corona COVID-19 di Jawa Timur itu sudah melebihi DKI Jakarta. Tercatat angka kematian karena Corona COVID-19 di DKI Jakarta mencapai 586 orang hingga 21 Juni 2020. Hal itu berdasarkan data laporan media harian COVID-19 pada 21 Juni 2020 pukul 12.00 WIB.
Baca Juga
Advertisement
Ketua Rumpun Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Jawa Timur, dr Joni Wahyuhadi menuturkan, kasus positif Corona COVID-19 di Jawa Timur tinggi sehingga mempengaruhi mortalitas.
"Casenya sangat tinggi, tentu sangat mempengaruhi mortalitas," ujar Joni saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat.
Hingga 21 Juni 2020, jumlah pasien positif Corona COVID-19 di Jawa Timur mencapai 9.528 orang. Rinciannya sembuh mencapai 2.855 orang, dirawat sebanyak 5.745 orang, dan meninggal 731 orang.
Ketua IDI Jatim, dr Sutrisno SpOG prihatin dengan angka kematian tinggi karena Corona COVID-19 di Jawa Timur.
"Angka kematian di Jawa Timur paling banyak, nomor satu. Jatim 7,3 persen, lebih tinggi dari mana pun. Ini problem," kata dia.
Sutrisno menuturkan, angka kematian karena Corona COVID-19 di Jawa Timur tinggi tersebut juga berkaitan dengan hulu. Hal ini terkait jumlah kasus positif COVID-19 yang melonjak sehingga pengaruhi kapasitas rumah sakit. "Pasien datang ke rumah sakit dengan kondisi sudah buruk. Angka kematian tinggi juga berkaitan pelayanan fasilitas kesehatan, ventilator yang tidak cukup," kata dia.
Oleh karena itu,Sutrisno menuturkan, ada rumah sakit (RS) darurat juga diharapkan dapat dioptimalkan dalam penanganan COVID-19.
Ia mengatakan, pasien sembuh dari Corona COVID-19 juga masih perlu pengawasan dalam penanganan COVID-19. Selain angka kematian tinggi, menurut Sutrisno perlu jadi perhatian yaitu stigma di masyarakat kepada pasien positif Corona COVID-19.
"COVID-19 juga menimbulkan masalah stigma, ini berdampak jangka panjang,” kata dia.
Selain itu, menurut Sutrisno, penyakit penyerta pasien Corona COVID-19 juga perlu diperhatikan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Masyarakat Diimbau Patuhi Protokol Kesehatan
Untuk menekan angka kematian tersebut, Sutrisno mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kedisiplinan protokol kesehatan.
Saat ini, kepatuhan masyarakat masih rendah untuk jalankan protokol kesehatan. Protokol kesehatan mulai dari memakai masker ketika di luar rumah, menjaga jarak, hindari kerumunan, mencuci tangan dengan air dan sabun, menjalankan pola hidup bersih dan sehat.
Sutrisno mengharapkan, peran kampung tangguh harus kuat untuk menegakkan aturan dalam menjalankan protokol kesehatan.
Advertisement