Terjadi Lonjakan Penumpang KRL Tiap Senin, Penumpang Diminta Patuhi Protokol Kesehatan

PT KCI memperkirakan bakal ada lonjakan penumpang commuter line (KRL) mulai Senin, 22 Juni 2020. Hal ini karena terjadi peningkatan aktivitas perkantoran di Jakarta dan sekitarnya.

oleh Yopi Makdori diperbarui 22 Jun 2020, 08:23 WIB
Petugas stasiun memandu penumpang KRL Commuterline di Stasiun Bogor, Jawa Barat, Selasa (9/6/2020) pagi. Puluhan polisi, TNI, Satpol PP, dan petugas stasiun diterjunkan untuk memandu penumpang mengantisipasi antrean panjang seperti kemarin. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - PT KCI memperkirakan bakal ada lonjakan penumpang commuter line (KRL) mulai Senin, 22 Juni 2020. Hal ini karena terjadi peningkatan aktivitas perkantoran di Jakarta dan sekitarnya.

"PT KCI tetap memberlakukan protokol kesehatan yang ketat saat para pengguna jasa menggunakan KRL. Untuk itu, pengguna KRL perlu mempersiapkan diri dengan baik terutama pada Hari Senin (22/6/2020) ini," kata VP Corporate Communications PT KCI, Anne Purba dalam keterangannya, Minggu (21/6/2020).

Melihat tren volume penumpang di dua pekan terakhir, kata Anne selalu terjadi peningkatan penumpang pada awal pekan. Tercatat pada Senin (8/6/2020) ada 300.029 pengguna dan Senin (15/6/2020) tercatat ada 342.436 pengguna atau terjadi peningkatan sekitar 14 persen.

"Volume penumpang tersebut merupakan volume tertinggi semenjak diterapkannya PSBB maupun PSBB Transisi," ucap dia.

Dikatakan Anne, hari Senin biasanya selalu menjadi hari dengan jumlah pengguna KRL tertinggi. Pada dua pekan lalu setelah mencatat 300 ribu pengguna pada hari Senin, di hari-hari selanjutnya jumlahnya turun menjadi sekitar 280 ribu pengguna per hari. Sementara pekan lalu, dari 340 ribu pengguna di hari Senin, pada hari-hari setelahnya jumlah pengguna turun ke angka 320 ribu pengguna. PT KCI, lanjut dia memprediksi pada Senin (22/6/2020) ini volume pengguna KRL akan kembali naik seiring semakin banyaknya warga yang beraktivitas kembali.

"Untuk itu PT KCI berharap kerja sama dari pengguna KRL untuk merencanakan waktu perjalanannya. Sehubungan dengan berbagai protokol kesehatan yang ada, tentu antrean di stasiun akan tetap ada," harapnya.

Di sisi lain, lanjut Anne pihaknya terus mendukung dan mengharapkan berbagai lembaga, instansi pemerintah, dan dunia usaha dapat menerapkan sistem jam kerja bertahap bagi karyawannya yaitu jam kerja tahap satu yang dimulai pukul 07.00 atau 07.30 dan tahap dua yang dimulai 10.00 atau 10.30.

Hal ini sesuai Surat Edaran Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 No. 8 Tahun 2020 tentang Pengaturan Jam Kerja Pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru Menuju Masyarakat Produktif dan Aman Covid-19 di Wilayah Jabodetabek. Dengan pengaturan jam kerja bertahap, Anne berharap antrean di stasiun dapat lebih lancar dan mengurangi waktu tunggu para pengguna KRL.

"Berdasarkan data yang dimiliki, persebaran pengguna jasa KRL masih terfokus di pukul 06.00-08.00 pada pagi hari dan pukul 16.00-18.00 di sore hari. Selain waktu-waktu tersebut kondisi KRL masih cukup lengang sehingga pengguna KRL bisa dengan leluasa masuk ke dalam KRL tanpa harus mengantre," paparnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Rutin Disemprot Disinfektan

Pada pagi hari, sebut Anne pihaknya juga menyiapkan jadwal kereta dengan pemberangkatan yang bukan stasiun awal namun termasuk dari stasiun dengan jumlah pengguna KRL terbesar. Pemberangkatan tersedia misalnya dari Stasiun Cilebut, Bojonggede, Citayam, Tambun, dan Sudimara.

Sementara sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19, petugas secara rutin membersihkan stasiun dan KRL dengan menyemprotkan cairan desinfektan saat KRL selesai beroperasi dan membersihkan bagian-bagian di dalam KRL yang sering disentuh, seperti gagang dan tiang di dalam KRL.

"Tak henti-hentinya PT KCI mengharapkan kerjasama para pengguna KRL untuk terus disiplin dan tetap menerapkan protokol kesehatan saat di stasiun maupun di dalam KRL. Selalu memakai masker, mencuci tangan, patuhi marka di stasiun dan di dalam KRL agar kita tetap bisa jaga jarak. Melalui disiplin yang tinggi kita tetap bisa terus bergerak, produktif, dan aman," tandasnya.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya