Liputan6.com, Jakarta - Pada musim semi 1838, novelis dan penulis drama Prancis Honoré de Balzac menulis surat dari Milan kepada calon istrinya, Lady Hańska: "Ya, saya sedang sakit di rumah. Rasanya tidak ada kehidupan, tanpa kekuatan untuk mengatakan apa masalahnya; dan jika saya tinggal dua minggu lebih lama, saya akan mati."
Balzac bukan melodramatik. Dari pencerahan sampai awal abad ke-20, kerinduan dianggap sebagai kondisi fisik serius yang dapat menyebabkan kematian jika tidak diatasi dengan baik.
Baca Juga
Advertisement
Pada 1688, Johannes Hofer seorang mahasiswa kedokteran Swiss, mempelajari hal itu. Hofer mempelajari kasus seorang pria dari Berne yang telah meninggalkan rumah untuk melanjutkan studi di Basel.
Pria itu menjadi sedih, terserang demam tinggi. Dia diperintahkan untuk pulang, dan pada saat dia kembali ke Berne, dia sudah benar-benar pulih.
Simak video pilihan berikut:
Apa yang Menjelaskan Penyakit Aneh Pria Itu?
Dokter pada waktu itu percaya bahwa "roh-roh" masuk ke seluruh tubuh. Hofer berteori bahwa pada pasien-pasien yang rindu di rumah, roh-roh itu begitu terpaku pada pikiran-pikiran rumahan sehingga mereka menjadi "kelelahan" dan tidak dapat melakukan seluruh fungsi tubuh.
Hofer membutuhkan label untuk penyakit yang baru ditemukan ini. Hofer menemukan kata nostalgia dengan menggabungkan dua kata Yunani, nostos, "homecoming," dan algia, "pain."
Hari ini kita menganggap nostalgia sebagai kerinduan yang menyedihkan akan waktu yang hilang, tetapi pada awalnya itu berarti kerinduan pada rumah atau tempat tinggal.
Pada awalnya, nostalgia jenis ini dianggap sebagai penyakit yang unik. Menurut Jean Starobinski, sejarawan pertama yang secara kritis mempelajari nostalgia ini, menyalahkan kondisi tersebut atas perubahan tekanan sebuah lingkungan.
Kata dalam bahasa Inggris kemudian muncul di tahun 1750-an, yaitu Homesick atau rindu pada rumah.
"Kami tidak tahu siapa yang menciptakannya, tetapi Kamus Bahasa Inggris Oxford menunjukkan bahwa kata itu muncul sejak 1748, dalam himne gereja Moravia. Seperti nostalgia, kerinduan bisa memicu hal yang tidak menyenangkan, termasuk demam, lesu, sulit tidur, jantung berdebar, kekurusan, gagal organ, inkontinensia, dan disentri."
Dalam kasus-kasus ekstrem, kerinduan membuat orang bunuh diri. Sebuah tajuk dari tahun 1899 berbunyi: "Nostalgia Fatal: Wanita Meninggal Karena Dia Tidak Bisa Hidup Jauh Dari New York."
Artikel itu melanjutkan untuk menggambarkan bagaimana wanita itu dalam keputusasaan, menenggak satu liter wiski dan mengiris pergelangan tangannya akibat homesick.
Advertisement
Apakah Ini Jadi Gangguan Mental?
Homesick pada abad ke-18 dan ke-19, itu tidak bisa dianggap enteng. Pada awal abad ke-20, orang-orang mulai menganggapnya tidak terlalu serius, meskipun ahli mencatat bahwa hingga akhir Perang Dunia II, kerinduan terdaftar sebagai suatu kondisi yang serius.
Kerinduan tidak lagi diklasifikasikan sebagai penyakit, tetapi dianggap lebih sebagai masalah emosional atau masalah penyesuaian.
Studi psikologis mendefinisikan kerinduan sebagai "kesusahan atau gangguan yang disebabkan oleh perpisahan aktual atau yang diantisipasi dari rumah."
Dalam dosis kecil, kerinduan adalah tanda keterikatan kita dengan orang yang kita kasihi. Dalam kasus yang lebih kronis, mungkin berhubungan dengan depresi, kecemasan, dan kesepian.
Jadi apa obatnya? Psikolog mengatakan kita cenderung merasa rindu ketika kita merasa terhubung, secara sosial dan geografis. Dengan kata lain, dimanapun Anda berada usahakan untuk terus berkomunikasi sebab zaman sudah sangat canggih.