Kepala Bapennas: Tiap Jam 15 Orang Meninggal karena TBC

Tingkat kematian akibat TBC dianggap mengerikan dan bisa mencapai belasan orang dalam waktu hitungan jam.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Jun 2020, 14:50 WIB
Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa melambaikan tangan saat tiba di Istana Negara, Selasa (22/10/2019). Kedatangan Suharso Monoarfa menyusul sejumlah tokoh yang sebelumnya datang ke Istana terkait penetapan Calon Menteri Kabinet Kerja Jilid 2. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa menyatakan bahwa fokus rencana kerja pemerintah (RKP) di 2021 akan menyasar kepada sistem kesehatan nasional.

Tak hanya fokus terhadap penanganan Covid-19, pemerintah juga akan melakukan pengendalian penyakit kesehatan lainnya di Indonesia seperti tuberkulosis (TBC), malaria hingga stunting.

Untuk saat ini sendiri Indonesia menjadi nomor tiga terbanyak untuk TBC. Sementara tingkat kematian dari TBC juga dianggap mengerikan bisa mencapai belasan orang dalam waktu hitungan jam.

"TBC hampir 900 ribu pasien dan 14-15 orang wafat per jam. Jadi kalau gelisah ada Covid, kalau kematian TBC diumumkan, banyak orang Indonesia yang akan gelisah," ujarnya di Ruang Rapat Komisi XI DPR RI, Jakarta, Senin (22/6/2020).

Selain TBC, fokus pemerintah kemudian adalah mengatasi malaria. Di mana hingga saat ini sudah ada sebanyak 382 kota yang dieliminasi dari penyakit tersebut.

Tak hanya itu, pemerintah juga akan berfokus mengendalikan penyakit kusta. Dengan adanya reformasi kesehatan ini diharapkan Indonesia akan bebas kusta seperti yang pernah diproklamasikan pada tahun 80-an.

Sebab, saat ini Indonesia mempunyai kasus kusta tertinggi setelah Brazil dan India.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Imunisasi

Dokter dengan Alat Pelindung Diri menunjukkan vaksin polio pada ibu di Rumah Vaksinasi Sawangan, Depok, Selasa (16/6/2020). Orang tua diminta tidak menunda pemberian imunisasi pada anak-anak yang masih harus menerima imunisasi lengkap, meskipun Covid-19 belum berakhir. (merdeka.com/Arie Basuki)

Selanjutnya imunisasi. Saat ini dari tingkat Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) anak Indonesia hanya mencapai 55 perssn sampai dengan 60 persen, sehingga ke depan diharapkan bisa mencapai 90 persen.

"Saya inginkan IDL itu penting sekali, jadi kita terkonsentrasi di stunting padahal IDL termasuk pneumonia di anak luar biasa ancamannya dan ancam generasi Indonesia ke depan," pungkasnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya