Anies Sebut Pasar Tradisional Sulit Dikendalikan Saat Pandemi Covid-19

Menurut Anies, kasus-kasus temuan yang heboh di media sosial hanya beberapa kasus saja. Untuk itu, kondisi ini tidak mencerminkan keadaan pasar tradisional DKI secara keseluruhan.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 22 Jun 2020, 14:53 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberi sambutan pada acara penyerahan bantuan masker, APD sepatu boot dan hand sanitizer di Balaikota Jakarta, Kamis (9/4/2020). Bantuan tersebut guna meringankan warga Jakarta selama masa pandemi Corona Covid-19. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - Pemprov DKI Jakarta tengah melakukan rapid test dan swab secara massif di pasar-pasar tradisional Jakarta. Hasilnya, masih ada temuan kasus positif Covid-19 di tempat tersebut.

Menurut Anies, kasus-kasus temuan yang heboh di media sosial hanya beberapa kasus saja. Untuk itu, kondisi ini tidak mencerminkan keadaan pasar tradisional DKI secara keseluruhan.

“Itu tadi saya katakan, kita punya 153 pasar, kadang-kadang kalau berita 1 kasus 1 hari ramai gitu. Kita harus melihat keseluruhan, dan secara umum (pasar) terkendali,” kata Anies di DPRD DKI yang disiarkan Youtub BeritaJakarta, Senin (22/6/2020).

Meski demikian, Anies mengakui pasar-pasar tradisional adalah tempat yang paling kompleks alias rumit dalam pengendalian terutama saat pandemi. Diketahui, beberapa waktu lalu para pedagang di sejumlah pasar sempat menolak adanya penerapan ganjil-genap kios.

“Tapi benar, pasar itu salah satu yang paling kompleks pengendaliannya,” ucapnya.

Sebelumnya, berdasar data yang diterima, Anies menyebut penularan Covid-19 selama PSBB transisi terkendali sehingga masa transisi bisa dilanjutkan.

“Saya terima report evalusi dari tim Fakultas Kesehatan Masyarakat UI. Mereka yang lakukan monitoring. Pagi ini hasilnya alhamdulillah, hasilnya transisi bisa dilanjutkan, penularan terkendali,” kata Anies.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Sudah Terkendali

Anies menyatakan, pengendalian penularan berjalan cukup baik dengan adanya terjun langsung tracing kasus dan pengetesan.

Meski sekarang jumlah temuan kasus positif DKI masih bertambah, namun menurutnya hal itu karena DKI aktif mencari atau tracing dan melakukan tes pada masyarakat

“Dulu yang dites yang lapor sakit, sekarang kita keluar terjun lakukan tracing dan tes dan kita temukan orang terpapar. Kita temukan lebih banyak lagi terpapar karena kita aktif mencari,” jelasnya.

Diketahui DKI menerapkan masa transisi hingga akhir Juni 2020. Transisi itu bisa dicabut sewaktu-waktu apabila ditemukan peningkatan kasus covid secara tajam.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya