Liputan6.com, Pekanbaru - Masyarakat Desa Api-api, Kabupaten Bengkalis, heboh dengan pesan berantai penutupan jalan perbatasan Kota Dumai-Sungai Pakning. Pesan itu meminta pengguna sepeda motor tidak melintas pada Minggu petang, 22 Juni 2020, karena adanya harimau sumatra berkeliaran.
Pesan yang beredar di WhatsApp Group itu menyatakan ada harimau sumatra dari daerah Sepahat masuk ke Desa Api-api di jalan lintas perbatasan itu. Masyarakat diminta tak beraktivitas hingga malam hari demi keselamatan.
Baca Juga
Advertisement
Pesan ini membuat personel Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau turun ke lokasi. Pemangku jabatan di desa diminta keterangan hingga akhirnya petugas memastikan pesan berantai itu adalah hoaks.
"Hasil penelusuran dan pengecekan ke lokasi oleh personel kami, kabar itu tidak dapat dipertanggungjawabkan atau bohong," kata Kabid II BBKSDA Riau Heru Sutmantoro, Senin petang, 22 Juni 2020.
Heru meminta masyarakat tidak termakan kabar ini. Dia menyebut personel BBKSDA Riau di Bengkalis sudah mengirimkan pesan ke sejumlah group Whatsapp untuk membantah informasi ini.
"Pak Edi selaku Kepala Desa Api-api membantah kabar penutupan jalan," kata Heru.
BBKSDA Riau juga meminta ke kepala desa untuk mengingatkan warga agar tidak mudah percaya dengan kabar hoaks di media sosial. Warga juga diminta tak menyebarkan informasi yang belum dipastikan kebenarannya.
Heru menjelaskan, konflik manusia dengan harimau sumatra terbaru di Bengkalis bukan di desa itu. Terakhir kali, desa ini pernah ada anak harimau terjerat dan akhirnya mati setelah dibawa ke klinik BBKSDA Riau di Pekanbaru.
Sejak kasus pada 2017 itu, masyarakat tidak pernah lagi melihat kemunculan harimau sumatra, baik itu di kebun masyarakat ataupun sampai masuk ke pemukiman.
Sebagai informasi, hutan-hutan di Kabupaten Bengkalis masih menjadi habitat harimau. Si Datuk Belang di beberapa kecamatan dilaporkan muncul tapi tak sampai membuat nyawa manusia melayang.