Seram, Penampakan Paru-Paru Wanita Muda yang Rusak Akibat Virus Corona

Sebuah rumah sakit merilis foto penampakan paru-paru wanita muda yang awalnya sehat, namun terinfeksi virus Corona sampai paru-parunya rusak.

oleh Sulung Lahitani diperbarui 23 Jun 2020, 14:01 WIB
Doc: Northwestern Medicine

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah rumah sakit di Amerika Serikat telah merilis foto mengerikan paru-paru wanita muda dan sehat yang dirusak oleh virus Corona. Pasein yang usianya dua puluhan itu memiliki organ vital yang diambil dalam operasi transplantasi paru-paru yang langka setelah nyawanya terancam akibat virus tersebut.

Gambar yang dirilis oleh Northwestern Medicine itu menunjukkan bagaimana virus Corona merusak paru-parunya. Sementara transplantasi ganda itu sendiri dilakukan di Northwestern Memorial Hospital di Chicago.

Para petugas medis di rumah sakit tersebut sempat bertanya-tanya bagaimana seorang wanita muda yang tampaknya sehat, menjadi begitu sakit karena virus Corona. Padahal biasanya virus tersebut rentan menyerang orang lanjut usia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pasien paling sakit di rumah sakit itu

Doc: Northwestern Medicine

Saat dilarikan ke rumah sakit, mereka menggambarkan wanita itu sebagai 'pasien paling sakit di rumah sakit.' Menurut pihak rumah sakit, itu dianggap sebagai transplantasi ganda pertama dari jenisnya di AS.

Ahli bedah merilis rincian kasus untuk menunjukkan kepada petugas medis lainnya di seluruh dunia bahwa transplantasi paru-paru bisa menjadi pilihan yang layak untuk beberapa pasien virus Corona yang sakit parah. Pasien yang digambarkan sebagai wanita muda Hispanik berusia dua puluhan itu, pulih setelah prosedur transplantasi.

 


Bertahan hidup berkat alat bantu pernapasan

Doc: Northwestern Medicine

Rumah sakit mengatakan bahwa dia telah menghabiskan enam minggu dengan mesin ventilator serta dalam perawatan intensif. Pasien juga tetap hidup berkat Extracorporeal membrane oxygenation, (ECMO) yang juga dikenal sebagai penopang kehidupan ekstrakorporeal yang berfungsi sebagai penopang bagi jantung dan paru-paru.

Tetapi pada awal bulan ini, paru-paru pasien itu menjadi sangat rusak sehingga diputuskan bahwa transplantasi adalah satu-satunya pilihan.

"Transplantasi paru-paru adalah satu-satunya kesempatannya untuk bertahan hidup," kata Kepala operasi toraks dan direktur bedah dari Program Transplantasi Paru-Paru Kedokteran Barat Laut, Ankit Bharat seperti dikutip dari Mirror.

"Berkali-kali, siang dan malam, tim kami harus bereaksi cepat untuk membantunya bernapas dan mendukung organ-organ lainnya untuk memutuskan apakah mereka cukup sehat untuk mendukung transplantasi jika ada kesempatan."

 


Negatif Corona setelah transplantasi

Gambar ilustrasi Virus Corona COVID-19 ini diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Centers For Desease Control And Prevention (CDC). (AFP)

Untungnya setelah transplantasi dilakukan, tes virus Corona wanita itu kembali negatif. Ini menjadi tanda pertama bahwa tubuhnya mungkin telah membersihkan virus tersebut dan menjadi memenuhi syarat untuk transplantasi yang menyelamatkan jiwa.

Dr Bharat mengatakan berkat penggunaan ECMO, pasien memiliki waktu untuk membersihkan virus dari tubuhnya. Sementara tubuhnya membersihkan virus, paru-parunya rusak tidak bisa diperbaiki.

 


Anak muda bisa terinfeksi Corona

Ilustrasi mengenakan masker untuk mencegah virus corona masuk ke dalam tubuh | unsplash.com/@anikolleshi

Dari data global, dipastikan bahwa orang lanjut usia dan yang memiliki penyakit tertentu rentan terhadap infeksi virus Corona. Meski demikian, pihak berwenang di seluruh dunia telah memperingatkan anak muda untuk tidak berpuas diri, karena beberapa telah jatuh sakit parah dan bahkan meninggal karena virus itu.

 


Bisa pulih setelah transplantasi

Ilustrasi Covid-19, virus corona. Kredit: Gerd Altmann via Pixabay

Northwestern Medicine mengatakan sebagian besar pasien yang memenuhi syarat untuk transplantasi paru-paru bergantung pada oksigen untuk menjalani hari itu. Mereka dapat menderita fibrosis paru, fibrosis kistik, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), penyakit paru lanjut lainnya, dan banyak yang harus didukung dengan ventilator atau sedang ECMO.

"Setelah transplantasi paru-paru, lebih dari 85-90% pasien bertahan hidup satu tahun, dan melaporkan kemandirian total dalam kehidupan sehari-hari," pungkas pihak rumah sakit.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya