Liputan6.com, Jakarta Wanita asal Amerika Serikat, Melanie Montano hingga kini masih merasakan gejala COVID-19. Tepatnya tiga bulan pasca didagnosis positif terinfeksi virus SARS-CoV-2. Ia pun terus berupaya agar keluhan penyakit itu hilang.
Wanita 32 tahun ini merasakan gejala COVID-19 pada akhir Februari. Lalu, pertengahan Maret dia memberanikan diri tes swab, hasilnya positif.
Advertisement
Namun, sudah lebih dari 90 hari pasca hasil tes COVID-19 keluar, gejala virus itu masih ada. Seperti sulit bernapas, kelelahan, kehilangan kemampuan mencium dan merasakan makanan. Padahal Mei lalu hasil tes menunjukkan negatif dari COVID-19.
Dia sudah berkonsultasi kepada banyak pakar agar keluhan COVID-19 itu mereda. "Masalahnya tidak ada rekomendasi atas kondisi ini. Karena ini adalah hal baru yang kita tidak tahu bagamaina mengatasinya," kata Melanie melansir laman Today.
"Saya sudah ke dokter spesialis paru, dokter umum dan sungguh tidak ada jawabannya, ini membuat frustrasi," kata Melanie lagi.
Punya Riwayat Asma
Melanie menyebut bahwa memang sebelum terinfeksi COVID-19 dirinya memiliki riwayat asma.
"Saya memang memiliki riwayat asma, tapi tidak butuh waktu lebih dari 90 hari untuk bisa sembuh," tuturnya.
Terkait kondisi saat ini, Melanie ingin membuat komunitas dengan keluhan COVID-19 yang sama panjangnya seperti dirinya. Dia juga sudah mendapatkan dukungan dari grup online yang di dalamnya berisi anak-anak muda yang terinfeksi COVID-19 yang timbulkan gejala di tubuh dalam jangka waktu lama.
"Sangat senang memiliki komunitas dengan kondisi yang sama. Saya yakin hampir 5.000 anak muda usia 25-45 di dalamnya yang kuat dengan kondisi tersebut," tutur Melanie.
"Ini adalah virus yang abnormal. Jika Anda merasakan gejalanya, segera berupaya untuk melakukan pengobatan dan tidak berkecil hati atas kondisi tersebut," tuturnya.
Advertisement