Liputan6.com, Kendari - Aksi demonstrasi mahasiswa menolak kedatangan TKA China di Kota Kendari, sempat ricuh, Senin (22/6/2020) dan Selasa (23/3/2020).
Menggelar aksi di Jalan Poros Bandara Udara Halu Oleo-Kota Kendari, mereka memergoki 4 orang warga negara asing selama dua hari berturut-turut.
Menurut mahasiswa yang mengamankan mereka di lokasi, awalnya ada tiga orang diduga TKA China. Ketiganya kedapatan berada di lokasi demonstrasi, Senin (22/6/2020). Tiga orang yang diduga WNA China, datang dari arah Bandara Halu Oleo Kendari menuju ke Kota Kendari.
Hal ini disampaikan Sulkarnain, koordinator Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia (HMI).
Baca Juga
Advertisement
"Ketiganya dari arah Bandara mau masuk ke arah Kendari," ujar Sulkarnain, Senin (22/6/2020).
Dia bercerita, salah seorang pria berkebangsaan Indonesia ikut menemani tiga orang diduga TKA China itu. Mereka mengendarai mobil double cabin berwarna hitam, bernomor plat Jakarta.
"Kami sempat tanyakan identitas mereka, ternyata ada orang yang kami duga TKA China hendak masuk ke Kota Kendari," ujar Sulkarnain.
Pada hari kedua, Selasa (23/6/2020) massa kembali mengamankan seorang TKA China. TKA China itu, diketahui bernama Mister Wei.
Dia bersama seorang berkebangsaan China bernama Hendri. Awalnya, massa mencegat dan menurunkan pria yang menggunakan masker itu dari dalam mobil saat hendak menuju Bandara Udara Halu Oleo Kendari.
Saat dikonfirmasi di lokasi, Hendri, juru bicara Mister Wei mengatakan, TKA ini hendak pulang ke China. Dia sudah tinggal di Kendari selama setahun.
"Mau pulang ke China, dia kerja di PT VDNI Konawe," ujar Hendri.
Terkait TKA China yang sempat diamankan mahasiswa, Kapolsek Ranomeeto, AKP Junaedi mengatakan, sudah mengamankan dan membawa ketiganya untuk diperiksa di kantor. Dari hasil pemeriksaan, tiga orang ini merupakan warga negara China.
Djunaedi menjelaskan, masa berlaku visa sudah habis dan harus diperpanjang. Sehingga, harus pulang ke China melalui Bandara Halu Oleo Kendari.
"Mereka pebisnis, habis cek lokasi tanah di salah satu kabupaten di Sultra. Mereka mau beli ore namun masih mengecek harga. Setelah itu, kami serahkan ke imigrasi," ujar Junaedi.
Namun, Kepala Imigrasi Kendari, Hajar Aswad, memberi keterangan berbeda saat dikonfirmasi. Dia menyebut, ketiga orang itu bukan TKA China.
"Dua orang warga Negara Indonesia keturunan, satunya warga negara asing" ujar Hajar Aswad.
Dia menyebut, mereka adalah pebisnis. Namun, tidak menjelaskan bisnis yang sedang mereka jalankan.
Diketahui, demonstrasi penolakan TKA China di Kota Kendari dilakukan selama 2 hari berturut-turut. Selain menggelar aksi, mahasiswa juga melakukan sweeping terhadap kendaraan yang dicurigai memuat TKA China.