Cerita WNI Tinggal di Melbourne yang Jadi Hotspot Corona COVID-19 Australia

Ros Fiyani WNI asal Jakarta menceritakan pengalamannya tinggal di kisaran wilayah hotspot Virus Corona COVID-19 di Melbourne Australia

Oleh ABC Australia diperbarui 24 Jun 2020, 12:50 WIB
Gambar ilustrasi ini dengan izin dari National Institutes of Health pada 27 Februari 2020. Menunjukkan mikroskopis elektron transmisi SARS-CoV-2 juga dikenal sebagai 2019-nCoV, virus yang menyebabkan Corona COVID-19. (AFP/National Institutes of Health).

, Melbourne - Dalam hitungan waktu kurang sepekan, penularan Virus Corona COVID-19 di negara bagian Victoria telah meningkat menjadi puluhan di enam wilayah.

Mengutip ABC Australia, Rabu (24/6/2020), enam wilayah (council) di pinggiran pusat kota Melbourne yang disebut sebagai 'hotspot' penularan Virus Corona COVID-19 saat ini adalah Hume, Casey, Brimbank, Moreland, Cardinia dan Darebin.

Diketahui ada lebih dari sejuta orang tinggal di enam wilayah tersebut dan membuat otoritas kesehatan di negara bagian Victoria sedang memantau ketat 1.000 orang yang pernah berinteraksi yang mereka yang dinyatakan positif Virus Corona COVID-19.

Ros Fiyani WNI asal Jakarta menceritakan pengalamannya tinggal di kisaran wilayah tersebut. Ia adalah salah satu warga yang tinggal di Narree Warren, sekitar 38 km dari pusat kota Melbourne, yang masuk dalam wilayah (council) Casey.

Ros baru saja pindah ke Australia sekitar tiga bulan lalu dan sudah melewati masa karantina wajib bagi mereka yang datang dari luar negeri.

Kepada ABC Indonesia ia mengaku kalau sempat berharap untuk bisa lebih banyak beraktivitas setelah Australia secara nasional melonggarkan aturan.

"Tentu menjadi tidak leluasa, berbeda dengan kemarin, sebelum kemudian diperketat lagi," kata Ros kepada Erwin Renaldi dari ABC Indonesia.

"Untuk belanja sehari-hari sekarang harus lebih berhati-hati, apalagi bawa anak-anak," ujarnya.

Saat pertama kali mendengar jika wilayah ia dan keluarganya tinggal masuk kategori 'hotspot' Virus Corona COVID-19, Ros mengaku merasa khawatir.

"Pastinya khawatir dan kaget juga … tadinya kita mulai lega karena penularan di Melbourne turun, sekarang keluar lagi imbauan untuk berhati-hati."Ros mengaku kecewa, tapi bukan karena tidak bisa bebas berjalan ke taman, katanya tapi juga soal mencari pekerjaan.

"Kecewa … lowongan pekerjaan juga menjadi susah, yang tadinya saya harapkan terbuka luas, sekarang jadi tertutup kembali.

Saksikan Juga Video Ini:


Harus Waspada Saat Angka Bertambah

Gambar ilustrasi diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Food and Drug Administration AS menunjukkan Virus Corona COVID-19. (US Food and Drug Administration/AFP)

Redya Febrianto, adalah warga Indonesia yang tinggal di kawasan Brunswick West dan masuk ke wilayah Moreland.

Sama seperti Ros, Redya juga mengaku jika dirinya kaget karena sebelumnya ia dan keluarganya mulai santai setelah kasus penularan di Melbourne turun.

Ia mengatakan meskipun khawatir, tapi peningkatan kasus tidak membuat dirinya panik.

"Tidak ada larangan yang baru, kita tetap bisa kemana-mana, hanya mungkin sebagai pencegahan, kita akan … ke supermarket seminggu sekali," ujar Redya.

"Kita sekeluarga akan menambah porsi diam di rumah dan lebih berhati-hati dengan apa yang diperbolehkan [untuk dilakukan]."

Pria yang sudah dua tahun tinggal di Melbourne ini mengaku jika kekhawatirannya saat ini adalah jika sekolah kembali ditutup.

Salah satu alasannya adalah karena menyekolahkan anak dari rumah sebagai sebuah pilihan yang berat, seperti dialami orangtua lainnya di Australia.

Menanggapi jumlah penularan di Melbourne yang masih sedikit dibandingkan di kota-kota di Indonesia, Redya berpendapat bukan angka yang jadi tolak ukurnya.

"Saya tidak terlalu peduli dengan jumlahnya, tapi yang jelas harusnya ketika angkanya bertambah, orang semakin waspada."

 


Pentingnya Menjaga Jarak

Albert Park di Melbourne, Victoria, Australia. (Liputan6.com/Tanti Yulianingsih)

Kepala negara bagian, Premier Daniel Andrews mengatakan pandemi Virus Corona COVID-19 belum berakhir.

Karenanya ia kembali mengingatkan pentingnya untuk menjaga jarak aman antara individu, atau 'physical distancing', tidak bersalaman, atau berpelukan dan memberikan kecupan.

"Jika sakit, jangan keluar. Jika ada gejala meski ringan, harus dites dan jika diminta dikarantina maka harus melakukannya," ujar Premier Andrews."Jika warga tidak melakukan hal yang benar … dan menghabiskan waktu dengan lainnya, maka kemungkinan akan menularkan virus."

Akhir pekan lalu, Premier Andrews mengatakan pertemuan keluarga besar telah menjadi pemicu mengapa penularan Virus Corona COVID-19 kembali terjadi di sejumlah wilayah.

Kembali ke Narree Warren, Ros mengaku yakin jika Pemerintah Victoria akan bisa menangani penularan yang tiba-tiba bertambah ini.

"Tetap tenang dan pasti bisa diatasi karena penanganannya selama ini juga cukup baik," kata Ros.

"Ikuti aturannya saja biar pandemi ini cepat hilang dan kita bisa ketemuan lagi, kumpul-kumpul lagi sesama warga Indonesia," kata Ros.

Jumlah peningkatan penularan antara warga di Victoria telah membuat otoritas kesehatan di Victoria untuk lebih banyak membuka tempat tes Virus Corona COVID-19 di wilayah 'hotspots'.

Diantaranya adalah dengan menyediakan layanan tes 'drive through', meski menyebabkan kemacetan seperti di pusat perbelanjaan Chadstone.

Mulai hari Rabu (24/06), 'drive-through' testing akan dilakukan di Highpoint Shopping Centre, Pacific Werribee Shopping Centre dan Pacific Epping Shopping Centre, mulai dari 8 pagi hingga 7 malam.

Bagi anda yang tinggal di negara bagian Victoria, bisa temukan tempat-tempat tes Virus Corona COVID-19 di situs Department of Health and Human Services (DHHS) website.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya