Ingin Anak Suka Makan Sayur? Ini Tips Pakar

Dokter spesialis anak konsultan tumbuh kembang pediatri sosial Catharine Mayung Sambo memberikan kiat dalam mengajarkan anak agar terbiasa makan sayur.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 25 Jun 2020, 07:00 WIB
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta Dokter spesialis anak konsultan tumbuh kembang pediatri sosial RS Pondok Indah Jakarta Catharine Mayung Sambo memberikan kiat dalam mengajarkan anak agar memiliki kebiasaan positif salah satunya agar terbiasa makan sayur.

"Kita perkenalkan lalu setelah dia habiskan, kita beri apresiasi. Itu akan terdaftar dalam ke sistem dia sebagai pengalaman baru yang positif, dan semakin sering diulang akan menjadi sistem kebiasaan,” ujarnya, mengutip Antara, Rabu (24/6/2020).

Pengulangan secara konsisten dapat membuat hal baik terdaftar dalam sistem otak bawah sadar. Di kemudian hari, ketika anak melihat sayur ingatan mereka yang muncul adalah pengalaman positif tentang sayur-sayuran.

"Ketika dia melihat sayur itu dia akan langsung terpacu 'Oh dulu saya waktu pertama coba ini diapresiasi keluarga kalau dihabiskan.' Ini jadi isyarat kalau sayur adalah hal baik yang harus ia habiskan."

Membiasakan hal baik secara terus menerus dapat sangat bermanfaat bagi anak di masa depan, tambah Catharine.

Menurutnya, membiasakan hal baik dengan apresiasi dapat dilakukan sejak masa menyusui. Para ibu dapat menciptakan kedekatan dan ikatan khusus yang baik dengan sang anak.

"Ketika bonding baik, anak juga mendekat pada kita, ini faktor yang sangat baik untuk kita mengasuh anak dan menuntun dia ke arah yang lebih baik."

Simak Video Berikut Ini:


Fokus Pantau Tumbuh Kembang Anak

Saran lainnya, orangtua fokus memantau pertumbuhan dan perkembangan anak. Tidak melakukan pemantauan dibarengi kegiatan lain yang dapat  mengurangi fokus misalnya sambil memainkan ponsel, menonton dan hal lain yang sebenarnya bisa dikesampingkan terlebih dahulu.

Menyempatkan banyak waktu khusus untuk anak dapat membuat orangtua paham perilaku dan sinyal-sinyal yang diberikan oleh anak, imbuhnya.

"Semakin sering menghabiskan waktu bersama anak, kita akan lebih cepat menginterpretasi sinyal-sinyal yang dia berikan. Misalnya anak mulai rewel mungkin dia lelah atau haus. Kita bisa segera memberi jawaban yang sesuai. Coba ini dilakukan secara konsisten. Saya yakin kita punya kemampuan yang bagus sebagai orangtua," pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya