Liputan6.com, Pekanbaru - Prajurit TNI gugur di Kongo, Serma Rama Wahyudi, sempat mengutarakan niat pulang ke rumah usai bertugas untuk pasukan perdamaian PBB. Bapak tiga anak itu bercerita akan bersama keluarganya selama sebulan.
Kepada istrinya bernama Anita, Serma Rama menyebut dapat cuti setelah bertugas enam bulan di luar negeri. Pihak keluarga menyambut bahagia dan mempersiapkan kepulangannya.
Baca Juga
Advertisement
"Katanya kalau gak ada (Virus) Corona segera pulang," kata adik ipar almarhum Serma Rama, Arfan Nur Fahri di rumah duka, Jalan Garuda Sakti Kilometer 6, Kabupaten Kampar, Rabu siang, 24 Juni 2020.
Arfan menjelaskan, Serma Rama berangkat bertugas beberapa bulan sebelum Ramadan lalu. Itu merupakan pertama kali Serma Rama bertugas ke luar negeri setelah terpilih menjadi anggota pasukan perdamaian Indonesia untuk PBB.
Beberapa jam sebelum konvoi pasukan TNI diserang milisi pemberontak di Kongo, Serma Rama sempat menghubungi istrinya. Sebelum pembicaraan telepon ditutup, Serma Rama mengatakan akan menelepon lagi setelah bertugas.
"Itu Minggu malam, lalu pagi Selasa ada komandan (Serma Rama) datang ke rumah, pangkat Letkol memberi kabar duka," kata Arfan.
Arfan mengatakan kakaknya atau istri Serma Rama sangat berduka atas kejadian ini. Namun seiring berjalannya waktu, keluarga sudah ikhlas dan menerima kepergian Serma Arma.
"Mungkin karena sudah biasa ditinggal lama, sudah ikhlas. Mungkin karena jenazah belum sampai juga," kata Arfan.
Serma Rama menjalankan tugas misi pengamanan MONUSCO di Republik Demokratik Kongo. Dia menjadi korban serangan pemberontak pada Senin malam, 22 Juni 2020, di bagian timur Republik Demokratik Kongo.