5 Pernyataan Jokowi soal Perkembangan Kasus Covid-19 di Indonesia

Menurut Jokowi, ancaman penyebaran virus Corona Covid-19 masih terus terjadi.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 24 Jun 2020, 20:28 WIB
Presiden Joko Widodo. (Sumber: Instagram/jokowi)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi kembali menyampaikan perkembangan terkini kasus penyebaran virus Corona penyebab Covid-19 di Indonesia.

Menurut Jokowi, ancaman penyebaran virus Corona masih terjadi. Sebab, kasus positif terinfeksi Corona di sejumlah daerah masih meningkat.

"Kita harus menyadari bahwa ancaman Covid-19 ini belum berakhir, bahkan beberapa hari terakhir ini penambahan kasus positif Covid-19 masih meningkat di beberapa daerah," ujar Jokowi melalui video conference dari Istana Merdeka Jakarta, Rabu (24/6/2020).

Oleh karena itu, Jokowi kembali mengajak masyarakat untuk patuh kepada protokol kesehatan yang sudah dibuat.

Selain itu, Jokowi mendorong pemerintah membangun sebuah sistem informasi yang teritegrasi, yaitu Bersatu Lawan Covid (BLC).

Berikut 5 pernyataan Jokowi terkait perkembangan kasus Corona Covid-19 di Indonesia dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Ancaman Covid-19 Belum Berakhir

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan arahan ketika memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Kamis (3/10/2019). Topik Sidang Kabinet Paripurna tersebut yakni Evaluasi Pelaksanaan RPJMN 2014-2019 dan Persiapan Implementasi APBN 2020. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa ancaman penyebaran virus Corona Covid-19 masih terus terjadi.

Hal ini ditandai dengan terus meningkatnya kasus positif terinfeksi corona di sejumlah daerah.

"Kita harus menyadari bahwa ancaman Covid-19 ini belum berakhir, bahkan beberapa hari terakhir ini penambahan kasus positif Covid-19 masih meningkat di beberapa daerah," ujar Jokowi melalui video conference daei Istana Merdeka Jakarta, Rabu (24/6/2020).

Bahkan, kata dia, kasus positif virus Corona di beberapa daerah juga masih tinggi.

 


Ajak Masyarakat Patuhi Protokol Kesehatan

Presiden Jokowi salat Jumat di Masjid Istana Kepresidenan dengan protokol kesehatan. (Dok Setpres)

Jokowi mengatakan ancaman virus Corona Covid-19 hingga kini belum berakhir meski pelonggaran pembatasan sudah dilakukan di sejumlah daerah.

Untuk itu, dia meminta agar masyarakat proaktif menekan angka penyebaran corona di daerah.

"Satu dua tiga provinsi masih tinggi angka positifnya. Masyarakat lah yang berperan besar dalam menekan jumlah kasus dan mencegah penyebaran Covid-19," ujar Jokowi.

Dia pun kembali mengajak masyarakat untuk disiplin mengikuti protokol kesehatan Covid-19. Mulai dari menggunakan masker, sering mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak aman, dan menghindari kerumunan.

"Saya minta juga agar masyarakat saling mengingatkan untuk disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Ini yang harus terus kita lakukan," kata Jokowi.

 


Apresiasi Kepala Daerah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memimpin rapat terbatas (ratas) di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (30/10/2019). Rapat terbatas perdana dengan jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju itu mengangkat topik Penyampaian Program dan Kegiatan di Bidang Perekonomian. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Jokowi mengapresiasi kepala daerah yang berhasil menekan angka penyebaran virus corona di wilayahnya.

"Saya sangat apresiasi Gubernur, Bupati, Wali Kota, Satuan Gugus Tugas di daerah yang telah berhasil menekan kasus di daerahnya, menekan angka kematian di daerahnya," kata Jokowi.

Jokowi memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil pemerintah dalam menangani Covid-19 selalu berdasarkan data-data sains.

 


Bangun Sistem Bersatu Lawan Covid (BLC)

Ilustrasi Pandemi Covid-19 Credit: pexels.com/cottonbro

Jokowi mengatakan, pandemi Covid-19 mendorong pemerintah membangun sebuah sistem informasi yang teritegrasi, yaitu Bersatu Lawan Covid (BLC).

Sistem ini menjadi navigasi Indonesia memahami perkembangan Covid-19 yang dinamis.

"Melalui sistem ini kita bisa menentukan zonasi tingkat penularan Covid-19. Dengan sistem ini bisa ketahui berapa kabupaten, berapa kota, berapa provinsi yang berubah statusnya dari hijau menjadi kuning, hijau menjadi oranye, dari hijau ke merah, atau sebaliknya dari merah ke oranye, merah ke kuning, dan merah ke hijau," kata Jokowi.

Dia menekankan, sistem Bersatu Lawan Covid (BLC), dapat memberikan data untuk mengeluarkan kebijakan saat ini.

Dia pun menegaskan, dalam setiap kebijakan yang dikeluarkan berdasarkan data science dan meminta saran dari para ahli ilmu pengetahuan.

"Jadi selalu juga saya meminta saran kepada para ahli, seperti apa metode yang digunakan dan data-data yang ada nanti dijelaskan melalui sistem yang terintegrasi," tandas Jokowi.

 


Pastikan Pemerintah Selalu Lihat Data

Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Jokowi menegaskan pemerintah terus memantau fluktuasi data Covid-19 di masing-masing daerah.

Menurut dia, data itu digunakan sebagai acuan bagi tiap daerah yang ingin masuk ke era new normal atau normal yang baru.

"Data-data kita miliki sangat komplit, dari data-data memutuskan kebijakan-kebijakan. Sebuah daerah yang ingin masuk new normal juga melalui data yang kita lihat," kata Jokowi.

Dia menegaskan, pemerintah akan memperhatikan betul bagaimana capaian daerah yang akan menerapkan new normal, mulai dari prakondisi dan prioritas apa yang hendak mereka jalankan saat penerapan normal baru.

"Kita akan lihat seperti apa prakondisi daerah tersebut, kemudian setelah prakondisi, timingnya kapan dan prioritas di sektor apa, semua berdasarkan data-data yang kita miliki," jelas Jokowi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya