Liputan6.com, Jakarta Masyarakat Indonesia tentunya sudah tak asing dengan bahan makanan yang berhana dasar jamur. Jamur menjadi salahs atu makanan yang banyak digemari. Banyak cara pengolahan jamur, mulai dari digoreng tepung hingga menjadi bahan campuran dalam sayur.
Baca Juga
Advertisement
Namun sayangnya tak semua jenis jamur aman dikonsumsi. Seperti jamur enoki yang kini tengah ramai diperbincangkan. Jamur enoki sering ditemukan di hidangan Korea atau Jepang. Jamur ini menjadi toping wajib dalam setiap hidangan shabu karena rasanya yang enak dan bentuknya yang menggiurkan.
Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Ketahanan Pangan telah memerintahkan pada importir untuk melakukan penarikan dan pemusnahan produk jamur enoki dari Green Co Ltd asal Korea Selatan. Hal itu mengingat adanya informasi jika jamur enoki asal Korea Selatan ini tercemar Bakteri Listeria Monocytogenes.
Disebut berbahaya dan dimusnahkan, berikut ini 5 fakta jamur enoki yang sedang ramai diperbincangkan, dirangkum dari berbagai sumber oleh Liputan6.com, Kamis (25/6/2020).
1. Mengandung Bakteri Listeria Monocytogenes
Bakteri Listeria Monocytogenes adalah bakteri yang sangat kuat dan tahan terhadap panas, asam, dan garam. Bakteri ini juga tahan pembekuan dan dapat tetap tumbuh pada suhu 4 derajat, khususnya pada makanan yang disimpan di lemari pendingin, dikutip dari web resmi Kemenkes oleh Liputan6.com. Bakteri ini tersebar luas di lingkungan pertanian, baik di tanah, tanaman, silase, fekal, limbah dan air.
Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi serius dan fatal pada bayi, anak-anak, orang sakit dan lanjut usia, serta orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Orang sehat juga dapat terinfeksi bakteri Listeria, dengan gejala jangka pendek yang muncul seperti demam tinggi, sakit kepala parah, pegal, mual, sakit perut dan diare. Listeriosis merupakan nama penyakit yang disebabkan oleh bakteri L. monocytogenes.
Pada kasus yang parah dapat menyebabkan leher kaku, kebingungan, kehilangan keseimbangan, hingga kejang-kejang. Bakteri ini juga sangat berbahaya bagi ibu hamil karena dapat menyebabkan keguguran, prematur, dan kematian pada bayi.
Advertisement
2. Minta Dimusnahkan oleh Kementerian Pertanian
Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Ketahanan Pangan melakukan penarikan dan pemusnahan produk jamur enoki dari Green Co Ltd asal Korea Selatan. Hal itu mengingat adanya informasi dari International Food Safety Authority Network (INFOSAN), jaringan otoritas keamanan pangan internasional di bawah FAO/WHO, terkait Kejadian Luar Biasa (KLB) pada Maret-April 2020 di Amerika Serikat, Kanada, dan Australia, akibat mengkonsumsi jamur enoki asal Korea Selatan yang tercemar Bakteri Listeria Monocytogenes.
"Pemusnahan dilakukan pada tanggal 22 Mei 2020 dan 19 Juni 2020 di PT siklus Mutiara Nusantara, Bekasi, yang dihadiri oleh perwakilan dari pelaku usaha dan BKP, sejumlah 1.633 karton dengan berat 8.165 kg," kata Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Agung Hendriadi dikutip dari Antara, Kamis (25/6/2020).
3. Sebabkan KLB di 3 Negara
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan Agung Hendriadi dikutip dari Antara, Kamis (25/6/2020) mengakui jika di Indonesia belum ditemukan adanya kasus luar biasa (KLB) karena kontaminasi bakteri dari jamur enoki tersebut.
Laporan terkait Kejadian Luar Biasa (KLB) pada Maret-April 2020 di Amerika Serikat, Kanada, dan Australia, akibat mengkonsumsi jamur enoki asal Korea Selatan yang tercemar Bakteri Listeria Monocytogenes. Pada 21 April 2020 sampai 26 Mei 2020, BKP Kementan juga telah meminta importir agar tidak mengedarkan jamur, sampai investigasi selesai.
Tercatat di AS, 36 pasien akibat listeria ada di 17 negara bagian. Dua kematian terjadi di California, dan ada satu kematian masing-masing di Hawaii dan di New Jersey. Ada juga enam kasus yang melibatkan wanita hamil yang mengakibatkan dua keguguran.
Advertisement
4. Lakukan Pengawasan
Oleh karena itu, Badan Ketahanan Pangan Kementan Agung Hendriadi meminta Badan Karantina Pertanian melakukan peningkatan pengawasan keamanan pangan jamur enoki asal Korea Selatan. Selain itu, BKP juga meminta importir jamur enoki agar mendaftarkan produknya ke Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Pusat (OKKPP).
BKP kemudian meminta untuk memisahkan jamur enoki yang diimpor dari Green Co Ltd dan mengembalikan kepada distributor untuk ditangani lebih lanjut. Importir juga diminta untuk menerapkan langkah sanitasi demi mencegah kontaminasi silang, serta melakukan pengujian laboratorium jika diperlukan.
5. Gejalanya Tak Selalu Muncul Secara Langsung
Jika seseorang memiliki jamur enoki di dapur mereka, penting untuk mencuci dan membersihkan permukaan dan wadah yang mungkin bersentuhan dengan jamur. Bakteri Listeria dapat bertahan hidup dalam suhu dingin dan juga dapat menyebar ke permukaan dan makanan lainnya.
Gejala listeriosis akibat Listeria bisa tidak langsung muncul. Pada banyak kasus keluhan muncul satu hingga empat minggu setelah seseorang makan makanan yang terkontaminasi bakteri Listeria. Beberapa orang bahkan telah melaporkan gejala 70 hari setelah mereka terpapar bakteri.
Advertisement