Liputan6.com, Jakarta - Jawa Timur (Jatim) masih mencatatkan kembali pasien baru Corona COVID-19 terbanyak di Indonesia pada Kamis, 25 Juni 2020. Ada tambahan kasus baru Corona COVID-19 sebanyak 247 orang di Jawa Timur.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Indonesia, Achmad Yurianto menuturkan, pemeriksaan dilakukan mencapai 19.510 spesimen sehingga total akumulatif mencapai 708.962 spesimen. Dari pemeriksaan itu, ada 1.178 kasus baru Corona COVID-19 yang didapatkan sehingga total 50.187 orang.
"Kalau kita lihat sebarannya, Jawa Timur melaporkan 247 kasus baru dan 214 sembuh," ujar Yurianto saat konferensi pers, Kamis (25/6/2020).
Baca Juga
Advertisement
Berdasarkan laporan media harian COVID-19, tambahan 247 orang terkonfirmasi positif COVID-19 sehingga total menjadi 10.545 orang di Jawa Timur pada 25 Juni 2020. Angka ini mendekati posisi DKI Jakarta di kisaran 10.600.
Sementara itu, pasien sembuh dari Corona COVID-19 di Jawa Timur bertambah 241 orang sehingga menjadi 3.236 orang. Di satu sisi, pasien meninggal karena COVID-19 bertambah 14 orang menjadi 764 orang di Jawa Timur.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Tetap Jaga Jarak dan Pakai Masker
Ia menambahkan, di DKI Jakarta ditemukan 196 kasus baru dan 112 sembuh. Sulawesi Selatan mencatat 103 kasus baru Corona COVID-19 dan 59 sembuh. Maluku Utara menyumbang 80 kasus baru dan satu sembuh, Jawa Tengah mencatat 78 kasus baru dan tak ada sembuh pada Kamis, 25 Juni 2020.
"Penyelidikan epidemiologi provinsi itu, kontak erat masih dijalankan tanpa perlindungan masker, tak jaga jarak. Inilah fakta yang kemudian sebabkan kasus positif masih tinggi di wilayah setempat," ujar dia
Yurianto mengingatkan menjaga jarak, hal sangat penting dilakukan bersama. Selain itu, Yurianto juga menyampaikan ada 17 provinsi melaporkan kasus di bawah 10 dan lima provinsi tidak ada penambahan kasus sama sekali.
"791 sembuh sehingga total 204.449 dan 47 meninggal sehingga total 2.620 orang," kata dia.
Ia mengatakan, ada 446 kabupaten/kota di 34 provinsi yang terkena dampak. "ODP 37.294 orang dan PDP 13.323 orang," ujar dia.
Ia menuturkan, faktor tak jaga jarak dan tak pakai masker sehingga menyebabkan penularan. Oleh karena itu, ia mengatakan, perlu menerapkan kebiasaan baru untuk cegah COVID-19.
"Keluarga menjadi basis perubahan perilaku kita, keluarga menjadi kekuatan utama untuk adaptasi kebiasan baru, kebijakan jaga jarak, makai masker dan cuci tangan dengan cara ini kita bisa lawan COVID-19, kita pasti bisa," ujar dia.
Advertisement