4 Ucapan Nus Kei Usai Rumahnya Diserang John Kei

Meski rumahnya diserang oleh John Kei dan anak buahnya, Nus Kei pun mengaku tetap ingin berdamai.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 25 Jun 2020, 19:37 WIB
Nus Kei memberikan keterangan usai prarekonstruksi penyerangan yang dilakukan kelompok John Kei di rumahnya. (Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Liputan6.com, Jakarta - Kelompok John Refra Kei atau John Kei melakukan perusakan rumah Nus Kei di Cluster Australia, Green Lake City, Cipondoh, Kota Tangerang, Banten pada Minggu, 21 Juni 2020.

John Kei bersama 29 anak buahnya kemudian berhasil ditangkap Jajaran Ditreskrimum Polda Metro Jaya di markasnya Jalan Titian Indah Utama X, Kota Bekasi, Jawa Barat usai melakukan perusakan tersebut pada malam harinya.

Meski rumahnya diserang oleh John Kei dan anak buahnya, Nus Kei pun mengaku tetap ingin berdamai. John Kei diketahui merupakan keponakan dari Nus Kei.

"Damailah. Kita ini keluarga harus damai. Dia (John Kei) sudah lakukan (penyerangan), saya sudah menerima dan memaklumi. Ke depan harus damai," ujar Nus Kei di kawasan Green Lake, Selasa, 23 Juni 2020.

Kemudian, setelah melakukan rekonstruksi rumahnya diserang oleh kelompok John Kei, Nus Kei tetap memaafkan namun proses hukum tetap berjalan.

Berikut 4 ucapan Nus Kei usai rumahnya diserang oleh kelompok John Kei dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Tetap Ingin Damai

Nus Kei tetap ingin berdamai dengan John Kei. Dia tak ingin terus dalam kondisi konflik. (Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Usai rumahnya di Kluster Australia, Green Lake City, Cipondoh Kota Tangerang, diserang oleh sekelompok orang yang merupakan anak buah John Kei, Nus Kei mengaku tetap ingin berdamai dengan dia. John Kei diketahui merupakan keponakan dari Nus Kei.

"Damailah. Kita ini keluarga harus damai. Dia (John Kei) sudah lakukan (penyerangan), saya sudah menerima dan memaklumi. Ke depan harus damai," ujar Nus Kei di kawasan Green Lake, Selasa, 23 Juni 2020.

Nus Kei mengatakan hubungannya dengan John Kei adalah masih dalam satu silsilah. Usaha perdamaian agar tak memanjang ke kelompok lainnya, Nus Kei mengaku akan menghubungi dan mengumpulkan keluarga besar Kei yang tinggal di daerah Jakarta dan sekitarnya.

"Saya akan kumpulkan adik-adik, keluarga besar Kei di Jakarta, untuk tetap berkomunikasi. Jangan begini lagi, harus tetap damai," tutur Nus Kei.

 


Sudah Tahu soal Penyerangan

Polisi merekontruksi penyerangan rumah Nus Kei di Kluster Australia, Green Lake City, kota Tangerang, oleh kelompok John Kei. (Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Malam sebelum penyerangan dan perusakan rumahnya di Kluster Australia, Green Lake City, Kota Tangerang, Nus Kei mengaku sudah mengetahui bila kelompok John Kei akan melakukan penyerangan.

Namun, dia tak mengira bila penyerangannya kelompok John Kei akan sebrutal itu dan mengganggu keluarga intinya.

"Saya dari malam tahu kalau nanti ada penyerangan. Cuma saya enggak berpikir kalau mereka bisa masuk sampai ke dalam," kata Nus Kei saat ditemui di rumahnya usai prarekontruksi, Rabu (24/6/2020).

Nus mengatakan, banyak anak buahnya yang memberitahu rencana John Kei melakukan penyerangan. Nus awalnya mengira keponakannya itu tak berniat sampai membunuh.

"Dari 2016 itu udah sering diancam, tapi saya anggap biasa. Enggak akan kayak kemarin, karena kan kami adalah keluarga. Apalagi saya sebagai pamannya," ujar Nus.

Nus menyesal saat kejadian tidak ada di rumah. Anak dan istrinya trauma karena amukan kelompok John Kei.

"Mereka ini kebanyakan perempuan, saya lelaki, sudah biasa. Kalau saya waktu itu ada di sini, saya enggak bakal diam, saya ngelawan, tapi saya enggak ada. Mau gimana?" tutur Nus.

Terlebih, pada saat akan diserang, Nus Kei sempat memastikan keamanan satpam di rumahnya. Dia mengaku percaya dengan keamanan perumahan tersebut.

"Satpam sini kalau tidak ada tanda pengenal atau bukan penghuni, ya dilarang masuk. Ini kan sampai maksa, menerobos," jelas Nus Kei.

Nus Kei berharap, kejadian ini adalah yang terakhir dan jangan sampai terulang di antara keluarga.

 


Sempat Ajak Bertemu dan Tak Ada Masalah

Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana (kedua kiri) menyampaikan keterangan saat rilis kasus premanisme kelompok John Kei di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (22/6/2020). John Kei memerintahkan anak buahnya membunuh Nus Kei dan anggotanya berinisial ER. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelum rumahnya diserang oleh sekelompok orang tersebut, Nus Kei mengaku sempat berkomunikasi melalui aplikasi WhatsApp dengan John Kei. Percakapan itu bukan berisi ancaman, melainkan upaya Nus Kei bertemu dengan John Kei.

"WhatsApp ada memang waktu itu betul. Tapi bukan ancam. Saya ajak bertemu. Kalau kita punya masalah selesaikan berdua, jangan libatkan orang lain," ungkap dia.

Nus Kei mengaku kalau dia dan John Kei tidak memiliki masalah. Dan apa yang diungkapkan kepolisian pada saat keterangan pers kemarin, Nus Kei pun mengamininya.

"Masalah sudah selesai. Yang dijelaskan kapolda benar. Masalah di Ambon sudah selesai. Cuma mungkin beliau tidak sabar untuk menanti di sana," kata Nus Kei.

 


Memaafkan Tapi Minta Proses Hukum Tetap Jalan

John Kei digiring saat rilis kasus premanisme oleh kelompoknya di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (22/6/2020). John Kei memerintahkan anak buahnya membunuh Nus Kei dan anggotanya berinisial ER karena kecewa atas tidak meratanya uang hasil penjualan tanah. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Setelah melihat rekontruksi rumahnya diserang, Nus Kei meyakini bila kelompok orang yang menyerang dibekali senjata api oleh John Kei.

Meskipun tersangka yang membawa senjata api belum berhasil diamankan polisi, Nus Kei meyakini bila senjata tersebut milik keponakannya, John Kei.

"Senpi karena tersangkanya belum tertangkap, tapi senpi itu saya pastikan punya dan milik John," tutur Nus Kei.

Dia pun mengetahui pasti berapa banyak senjata api yang dibawa oleh anak buah John Kei. "Ada tiga," singkat Nus.

Belum lagi senjata tumpul dan senjata tajam yang dibawa kelompok pria tersebut. Hal ini juga lah yang membuat trauma istri, ketiga anak dan keluarga yang ada di rumah nomor 52 Australia.

Nus Kei pun meminta proses hukum tetap berjalan, meski dirinya mengaku sudah memaafkan atas perbuatan premanisme John Kei.

"Maafkan, damai tidak masalah, tapi proses hukum tetap berjalan," tutup Nus Kei.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya