Kreuz Si 'Brompton' ala Bandung Ngehits, Banjir Pesanan hingga Tutup Order

New Normal bikin sepeda lipat jadi trend. Warga berburu membelinya. Kreuz buatan anak bangsa pun ngehits. Hingga dijuluki 'Brompton' ala Bandung.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Jun 2020, 01:01 WIB
Warga berolahraga saat kegiatan Car Free Day (CFD) di Kawasan Sudirman, Jakarta, Minggu (21/6/2020). Pada CFD pertama di masa PSBB Transisi, warga Ibu Kota terlihat lebih memilih bersepeda sebagai sarana olahraga dengan tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - New Normal bikin sepeda lipat jadi trend. Warga berburu membelinya. Kreuz buatan anak bangsa pun ngehits. Hingga dijuluki 'Brompton' ala Bandung. Tentu dengan harga lokal.

Sepeda Brompton buatan Inggris dibanderol dengan harga hingga ratusan juta rupiah. Merk ini marak diincar pembeli. Namun di Kota Bandung, Jawa Barat, sekelompok pengrajin berhasil membuat sepeda lipat yang desainnya terinspirasi dari Brompton.

Sepeda yang dinamai Kreuz ini juga tidak kalah digilai. Sejak diproduksi awal 2020, antrean preorder sepeda Kreuz sekarang hingga September 2021.

Salah satu pendiri Kreuz, Yudi Yudiantara (50) mengaku tidak menyangka animo masyarakat sedemikan besar. Ia awalnya mencoba membuat prototipe sepeda lipat pada akhir 2019, ketika mengikuti Indonesia Cycling Festival (ICF) di Senayan, Jakarta.

"Di sana kami menjual pannier (tas sepeda) untuk touring, merknya juga Kreuz. Ternyata banyak yang pakai Brompton. Akhirnya Desember mulai terpikir untuk bikin sepeda," tutur Yudi ketika ditemui di workshop Kreuz di bilangan Cikutra, Bandung, Selasa 23 Juni 2020, dikutip dari Ayobandung.com.

Kala itu, ia dan rekan-rekannya mencoba membuat prototipe sepeda lipat dengan mereka-reka bentuk Brompton. Hal yang ada di pikirannya saat itu adalah membuat sepeda dengan kualitas yang tak kalah dari sepeda Inggris, namun dapat dijual dengan harga sekelas sepeda lipat buatan China.

"Dan kami berusaha bikin produk yang kualitasnya jauh lebih baik dari buatan China. Sekarang China juga punya sepeda lipat yang terkenal, yaitu 3Sixty dan Pikes (Element Pikes)," kata Yudi.

Video Pilihan


Preorder Via WA

Warga berolahraga menggunakan sepeda di Bunderan HI Jakarta, Minggu (7/6/2020). Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) masih belom diberlakukan, sampai dengan waktu yang belum ditentukan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Di akhir 2019, Yudi bersama rekannya, Jujun Junaedi (37), membawa sepedanya prototipenya tersebut ke Solo, Jawa Tengah untuk diperlihatkan kepada seorang rekan yang juga pehobi sepeda. Ternyata, kala itu ia didaulat untuk presentasi sederhana di depan komunitas pehobi sepeda.

"Saya enggak meminta mereka untuk beli, tapi berusaha ngasih lihat bahwa produk lokal Indonesia pun bisa bersaing," ujar Yudi. Selepas kunjungan ke Solo tersebut, sejumlah orang akhirnya mengontak Yudi untuk memesan sepeda Kreuz. Namun, kala itu pemesanan tidak dilakukan secara terbuka.

"Karena yang nanyain terus bertambah, akhirnya saya bikin lelang di Facebook. Waktu itu tidak sampai satu jam sudah habis 10 buah," ungkap Yudi.

Akhirnya, pada awal Mei 2020, Yudi mulai mengumumkan preorder Kreuz secara terbuka via WhatsApp. Untuk satu kloter pemesanan, ia membatasi untuk hanya mengerjakan 10-15 sepeda.

 


Banjir Preorder hingga Tutup Order

Suasana aktivitas warga di area Car Free Day (CFD) kawasan MH Thamrin, Jakarta, Minggu (21/6/2020). Hari ini adalah kali pertama digelarnya CFD Jakarta di sepanjang Jalan Sudirman - Thmarin saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Masa Transisi. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Ketika Ayobandung.com menyambangi workshop Kreuz pada Senin 22 Juni 2020 malam, preorder sepeda Kreuz telah terisi hingga Februari 2021. Keesokan siangnya, Selasa 23 Juni 2020, slot preorder telah terisi hingga September 2021.

"Sekarang saya tutup semua order agar bisa konsentrasi bekerja. Takutnya jadi enggak kekontrol," kata Yudi.


Beda Kreuz dengan Brompton

Warga berolahraga menggunakan sepeda di Bunderan HI Jakarta, Minggu (7/6/2020). Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) masih belom diberlakukan, sampai dengan waktu yang belum ditentukan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Yudi menyebutkan, selain hampir seluruh bagian sepeda Kreuz menggunakan produk lokal, teknologinya pun disesuaikan dengan kontur jalan di Kota Bandung khususnya, dan Indonesia pada umumnya. Hal ini yang menjadikannya berbeda dengan Brompton ataupun sepeda lipat lainnya.

"Medan jalan di luar negeri dan Indonesia kan berbeda. Kami menyesuaikan dengan jalanan di Indonesia, khususnya di Bandung yang rata-rata tidak mulus," ucap Yudi.

Ia memaparkan, secara fisik perbedaan yang kentara antara Brompton dan Kreuz terletak pada frame-nya. Frame sepeda Kreuz tampak lebih melengkung dan slim.

"Selain itu perbedaan juga ada headtube, yang kami ada cincinnya. Headset pakai yang oversized MTB. Ukuran bushing juga berbeda. Kalau secara visual perbedaan hanya di detail tekukan," papar Yudi.

 


Harga Kreuz

Warga berolahraga di area Car Free Day (CFD) kawasan MH Thamrin, Jakarta, Minggu (21/6/2020). Hari ini adalah kali pertama digelarnya CFD Jakarta di sepanjang Jalan Sudirman - Thmarin saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Masa Transisi. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sepeda Kreuz memiliki jaminan garansi purna jual. Untuk mengerjakan lebih dari 100 unit sepeda tersebut, saat ini pihaknya bekerja sama dengan 34 UMKM asal Kota Bandung.

"Kami cari vendor-vendor UMKM yang bisa support dan mau berjuang bareng. Intinya kami juga ingin membangun bisnis yang bisa memberdayakan banyak pihak," ucap Yudi.

Satu unit sepeda Kreuz memiliki harga yang bervariasi, tergantung dari jenis dan kualitas sparepart yang bisa dipilih sesuai keinginan. Namun, mereka membanderol harga satu set frame sepeda seharga Rp 3,5 juta. Jadi, diperlukan Rp 7 juta untuk membawa pulang satu unit sepeda lipat Kreuz yang telah terpasang utuh siap pakai.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya