Ekonom: UMKM Jadi Sektor Usaha yang Paling Rapuh, tapi Cepat Bangkit

UMKM jadi penyelamat ekonomi saat krisis 1998.

oleh Tira Santia diperbarui 26 Jun 2020, 13:12 WIB
Pengunjung melihat kain selama pameran Karya Kreatif Indonesia (KKI) di Jakarta, Jumat (12/7/2019). Pameran KKI 2019 ini berlangsung selama 3 hari menampilkan produk-produk UMKM RI mulai dari kain, pakaian, tas, hingga berbagai kuliner seperti kopi buatan anak negeri. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Sektor Usaha Mikro Kecil dan menengah (UMKM) memang merupakan sektor yang paling terdampak pada krisis akibat pandemi Covid-19. Hanya segelintir pelaku UMKM yang masih bisa bertahan di tengah lesunya ekonomi nasional.

Bahkan, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengakui memang saat ini wajar jika pelaku UMKM yang paling terkena dampak akibat pandemi Covid-19, karena pasar UMKM hilang dan terbatasi dengan adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), dan aturan Work From Home yang diterapkan berbagai perusahaan, sehingga secara tidak langsung usaha UMKM meredup.

Menanggapi hal tersebut, ekonom sekaligus Direktur Riset Core Indonesia Piter Abdullah, mengatakan banyak orang yang beranggapan kalau UMKM itu dilihat sebagai sektor yang paling tahan krisis, padahal UMKM itu adalah bisnis yang paling rapuh.

“Jika pemiliknya sakit saja bisa collapse. Cuma UMKM ini ciri khasnya yang satu mati tumbuh seribu. Kalau usaha bakso tutup seminggu, maka modal usahanya habis. Tapi ciri khas dari dunia usaha UMKM itu adalah hilang tumbuh berganti, ” kata Piter kepada Liputan6.com, Jumat (26/6/2020).

Meskipun saat ini ada stimulus yang digelontorkan pemerintah untuk bantu UMKM, menurut dia, stimulus itu hanya menahan mengurangi dampak dari Covid-19 agar tidak meluas lagi. Buktinya UMKM sekarang ini yang paling terdampak justru adalah kelompok usaha menengah kecil karena cadangan  modal mereka tidak banyak.

“Mereka tidak banyak tabungan dan modal kerja. Mereka itu cenderung modal kerja harian bulanan, sedangkan kalau perusahaan besar cadangannya besar jadi mereka mampu bertahan lebih panjang,” ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Jadi Penyelamat Ekonomi

Pengunjung melihat produk dalam pameran Karya Kreatif Indonesia (KKI) di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (12/7/2019). Pameran ini menampilkan produk-produk UMKM RI mulai dari kain, pakaian, tas, hingga berbagai kuliner seperti kopi buatan anak negeri. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dikatakan Piter, UMKM memiliki sifat easy come, easy go, karena dunia UMKM  merupakan dunia usaha yang sangat cair, di mana orang bisa mudah masuk dan membangun usaha. Apalagi saat ini banyak pekerja yang dirumahkan dan ter-PHK.

Maka pilihan lainnya untuk bertahan hidup, dengan membangun usaha baru di bidang UMKM. Meskipun saat 1998 UMKM menjadi penyelamat ekonomi, keadaannya justru sekarang UMKM-lah yang paling terdampak pandemi ini.

“Karena UMKM adalah dunia usaha yang sangat cair, orang bisa mudah masuk begitu kena PHK bisa buka warung bakso. Jadi, sekarang ini nanti ujung-ujungnya dunia usaha seperti ini saya perkirakan masih menjadi bantalan ekonomi kita untuk di tahun ini. Mereka yang terkena PHK akan terserap di sektor informal di UMKM,” pungkasnya.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya