Berulang Kali Diperingatkan WHO, Lonjakan Kasus Corona di Eropa Jadi Kenyataan

WHO telah berulang kali memberi peringatan tentang kemungkinan melonjaknya kasus COVID-19 di kawasan Eropa.

oleh Liputan6.com diperbarui 26 Jun 2020, 11:34 WIB
Orang-orang menikmati cuaca hangat di Stockholm, Rabu (22/4/2020). Swedia belum memberlakukan lockdown, seperti mayoritas negara Eropa lainnya, namum pemerintah memberikan tanggung jawab besar kepada penduduknya untuk membantu mengurangi penyebaran virus corona. (Anders WIKLUND/TT NEWS AGENCY/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah berulang kali memberi peringatan tentang kemungkinan melonjaknya kasus Virus Corona COVID-19 di kawasan Eropa. Lonjakan kasus itu pun kini telah menjadi kenyataan.

"Pekan lalu, Eropa mencatat peningkatan kasus mingguan untuk kali pertama dalam beberapa bulan," kata Direktur Regional WHO untuk Eropa, Hans Kluge di Kopenhagen, Denmark, seperti dilansir Xinhua, Jumat (26/6/2020).

Pejabat WHO itu mencatat, 30 negara di kawasan tersebut telah melaporkan peningkatan dalam kasus kumulatif baru COVID-19 selama dua pekan terakhir, dan "di 11 negara di antaranya, percepatan transmisi telah menyebabkan lonjakan yang sangat signifikan."

Polandia, Jerman, dan Spanyol baru-baru ini mencatat lonjakan klaster Virus Corona COVID-19 di sekolah-sekolah, tambang batu bara, dan fasilitas produksi makanan, menurut Kluge.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Secercah Harapan

Orang-orang menikmati cuaca hangat di Stockholm, Rabu (22/4/2020). Swedia belum memberlakukan lockdown, seperti mayoritas negara Eropa lainnya, namum pemerintah memberikan tanggung jawab besar kepada penduduknya untuk membantu mengurangi penyebaran virus corona. (Anders WIKLUND/TT NEWS AGENCY/AFP)

Meskipun memuji negara-negara tersebut atas "intervensi yang terkontrol, cepat, dan tepat sasaran", WHO memperingatkan bahwa sistem kesehatan di Eropa sekali lagi sedang terseret ke "tepi jurang."

Namun, Kluge melihat secercah harapan dalam pesan yang diterimanya dari para menteri kesehatan di Eropa bahwa semakin banyak masyarakat yang bertanggung jawab secara sosial dan "mengikuti jaga jarak fisik serta mengenakan masker."

Selain itu, Kluge mendesak pihak berwenang di kawasan tersebut untuk menggunakan alat digital secara bijak sambil membangun kepercayaan dengan menghormati privasi dan mengatasi kesenjangan digital.

"Potensi penuh kesehatan digital belum terwujud. Ini adalah tentang memberdayakan masyarakat untuk memutuskan gaya hidup sehat guna menciptakan budaya kesehatan Eropa," Kluge memungkasi.

 


Belum Pasti Ada Vaksin

Ilustrasi Foto Vaksin (iStockphoto)

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum dapat memastikan apakah para ilmuwan akan mampu membuat vaksin yang efektif melawan Virus Corona COVID-19. Penemuan vaksin kemungkinan membutuhkan waktu satu tahun.

Ketika berbicara melalui konferensi video dengan para wakil komite kesehatan Parlemen Eropa, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengungkap, jika menjadi kenyataan maka vaksin tersebut harus menjadi barang publik bagi yang tersedia bagi masyarakat.

"Akan sangat sulit untuk mengatakan kepastian bahwa kita akan memiliki vaksin," kata Tedros.

"Kita tidak pernah mempunyai vaksin untuk Virus Corona. Maka, ketika ditemukan, diharapkan vaksin ini akan menjadi yang pertama," imbuh dia.

 Menurutnya, WHO sudah mendata lebih dari 100 calon vaksin, yang salah satunya sudah dalam tahap pengembangan lebih lanjut.

"Berharap akan ada sebuah vaksin, perkiraannya mungkin kita akan mempunyai vaksin dalam kurun waktu satu tahun. Jika dipercepat, bisa jadi kurang dari itu, namun dalam hitungan bulan. Itulah yang dikatakan oleh para ilmuwan," katanya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya