Liputan6.com, Jakarta Kecemasan menjadi salah satu hal yang muncul di saat pandemi. Ketidakpastian berbagai aspek kehidupan yang dihadapi seseorang kala menghadapi masa-masa sulit rentan menimbulkan masalah kesehatan mental.
Praktisi Mindfulness dan Emotional Healing Adjie Santosoputro mengatakan bahwa yang harus dipahami oleh orang-orang adalah, kecemasan merupakan persoalan dari dalam diri kita.
Advertisement
"Kadang kita merasa bahwa dia yang membuat saya cemas, mantan membuat saya cemas, pekerjaan membuat saya cemas, atau mungkin atasan membuat cemas. Kita selalu melihat kondisi di luar bikin kita cemas," kata Adjie dalam sebuah seminar daring yang diadakan pada Kamis kemarin.
"Padahal, kita perlu punya pola pikir bahwa yang bikin kita cemas kondisi internal. Itu dulu yang harus kita pahami," ujarnya, ditulis Jumat (26/6/2020).
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Memastikan Ketidakpastian
Adjie mengatakan, apabila seseorang terus berpikir bahwa kondisi lingkungan di luar diri yang membuat mereka cemas, perasaan tersebut tidak akan pernah berakhir.
Adjie menyebutkan bahwa kecemasan adalah bentuk seseorang untuk memastikan sesuatu yang terjadi di tengah ketidakpastian.
"Kita selalu bertemu dengan ketidakpastian. Ketidakpastian ini sebenarnya tidak bikin kita cemas. Yang bikin kita cemas adalah keinginan kita untuk memastikan yang tidak pasti."
Adjie mengatakan bahwa rasa cemas adalah hal yang normal dan diperbolehkan. Hanya saja, perasaan itu harus dijaga agar tidak berlebihan dan berdampak negatif pada seseorang.
Advertisement
Terapkan Mindfulness
Dia menambahkan bahwa untuk mengendalikan rasa cemas, seseorang bisa memahami apa yang disebut sebagai konsep mindfulness.
Mindfulness berarti melatih pikiran agar sadar secara penuh dan hadir secara utuh di sini dan di masa kini. Tubuh di sini, pikiran juga beristirahat di sini, bukan mengembara ke masa depan.
“Menjadi mindful akan membantu kita tidak hanya meningkatkan fokus pikiran dan menjaga emosi, tapi juga menciptakan hidup yang lebih bahagia dan tenang,” ungkapnya.
Selain itu, kesehatan mental dan kesehatan fisik adalah dua hal yang terkait.
"Jadi akan sulit kita menyembuhkan cemas kita kalau kesehatan fisik kita tidak bagus. Kalau kita dehidrasi, kita akan sulit menangani cemas kita. Demikian juga sebaliknya. Kalau kondisi mental tidak baik, maka kondisi tubuh akan menurun," kata Adjie.