Liputan6.com, Jakarta Kecemasan adalah sesuatu yang wajar. Namun, apabila perasaan tersebut tak segera diatasi, bukan tidak mungkin kehidupan sehari-hari bisa terganggu.
Praktisi Mindfulness dan Emotional Healing Adjie Santosoputro bahwa kecemasan adalah bentuk seseorang untuk memastikan yang terjadi di tengah ketidakpastian.
Advertisement
"Kita selalu bertemu dengan ketidakpastian. Ketidakpastian ini sebenarnya tidak bikin kita cemas. Yang bikin kita cemas adalah keinginan kita untuk memastikan yang tidak pasti," kata Adjie dalam sebuah seminar daring, ditulis Sabtu (27/6/2020).
Adjie mengatakan bahwa rasa cemas adalah hal yang normal dan diperbolehkan. Hanya saja, perasaan itu harus dijaga agar tidak berlebihan dan berdampak negatif pada seseorang.
"Kalau kecemasan itu tidak disembuhkan dia akan masuk ke bawah sadar. Jadi seolah-olah itu tidak cemas, tapi itu masuk ke bawah sadar dan menjadi bom yang bisa meledak sewaktu-waktu," ujarnya.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Dampak pada Relasi dan Kebahagiaan
Adjie mengatakan, ketika kecemasan sudah masuk ke alam bawah sadar, perasaan tersebut akan menimbulkan sebuah "kode" yang ada di kehidupan sehari-hari.
"Contoh relasi dengan orang sekitar menjadi tidak baik. Sedikit-sedikit marah, sedikit-sedikit ngegas. Menjadi runyam, kondisi tidak nyaman. Itu bisa menjadi tanda kecemasan masuk ke alam bawah sadar dan belum disembuhkan."
Selain itu, seseorang yang merasakan kebahagiaan di tengah kecemasan yang belum mereda, perasaan tersebut akan terasa hambar.
"Kita tidak merasakan kebahagiaan. Tidak ada rasa lega, tidak ada rasa plong. Serba terburu-buru, serba tergesa-gesa. Itu juga menjadi dampak kecemasan yang belum disembuhkan."
Selain itu, kecemasan yang tak bisa diatasi akan berdampak pada produktivitas serta kondisi fisik yang menurun. "Ketika kesehatan fisik sudah menurun, kita baru sadar pentingnya menjaga kesehatan," kata Adjie.
Advertisement