Amankah Memodifikasi Mobil Listrik?

Tidak semua pemilik mobil puas dengan kondisi standar pabrikan. Beberapa di antaranya mulai melakukan modifikasi

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Jun 2020, 08:06 WIB
Tampilan Sasis dan unit baterai mobil listrik Porsche Taycan saat proses perakitan di pabrik perusahaan Porsche AG di Stuttgart, Jerman, Rabu (4/3/2020). Porsche Taycan merupakan mobil bertenaga listrik pertama dari pembuat mobil mewah Jerman, Porsche AG. (AFP Photo/Thomas Kienzie)

Liputan6.com, Jakarta - Tidak semua pemilik mobil puas dengan kondisi standar pabrikan. Beberapa di antaranya mulai melakukan modifikasi demi memuaskan hasratnya demi memiliki mobil yang sesuai seleranya.

Tak cuma memberikan tampilan berbeda, biasanya juga untuk tujuan performa. Biasanya mendongkrak performa mesin atau mengganti komponen bawaan pabrik.

Hal ini mungkin berlaku mudah bagi mobil bermesin konvensional. Tinggal beli produk aftermarket yang banyak beredar, kemudian dipasang. Lantas bagaimana dengan kendaraan elektrifikasi?

Mekanismenya jauh berbeda. Tak lagi mengandalkan mesin internal combustion yang menghasilkan energi dari hasil mengolah bahan bakar minyak.

Dua komponen utama adalah baterai dan motor listrik, berarti mengeliminasi sebagian besar komponen yang berada di model konvensional. Sebut saja knalpot, kapasitas silinder atau menyematkan turbocharger.

Disebut Mayk Wienkoetter, Spokesperson E-Mobility & Model Line Taycan saat Online Technology Talk Porsche, soal memodifikasi kendaraan listrik dalam hal mendongkrak performa mungkin saja diimplementasikan.

Cara mudahnya dengan melakukan penyetelan perangkat lunak yang mengatur kinerja sistem. Tapi perlu diketahui, pengaruhnya tidak signifikan.

Sebagai contoh, mengubah Taycan 4S agar memproduksi energi dorong setara varian Turbo atau Turbo S. Ketiganya memiliki semburan tenaga yang berbeda banyak.

 


Performa

4S dengan baterai standar menciptakan 529 PS, sementara yang menggendong baterai lebih besar 570 PS. Turbo sendiri menyentuh 679 PS dan Turbo S di 760 PS.

Bisa saja dieksekusi. Namun, pemilik harus membongkar sistem secara menyeluruh. Kemudian mengganti jeroan sesuai spesifikasi Turbo atau Turbo S.

Mulai dari baterai, power converter hingga motor yang menghasilkan output tenaga lebih besar. Ini tentunya membutuhkan pengerjaan cukup banyak, dan menguras tabungan tak sedikit.

“Secara teknis itu mungkin bisa dilakukan, tapi komponen dan pengerjaannya sendiri akan lebih murah kalau beli Turbo atau Turbo S sejak awal. Anda bisa lihat dari luar kalau e-motor Turbo S lebih besar dibanding 4S. Dan ada dua motor berukuran berbeda, depan-belakang. Masih ditambah power converter, ini teknologi yang berbeda juga,” jelas Mayk.

Penggunaan dua motor ini bukan sekadar menyalurkan daya ke roda. Tapi sudah diatur guna menjaga kestabilan dan keamanan ketika melaju.

 


Bisa Menghanguskan Garansi

Motor dibuat lebih bertenaga sehingga melaju lebih gesit. Akselerasi masih dibantu motor depan, yang juga berfungsi memberikan traksi ketika roda belakang kehilangan cengkraman.

Tak hanya dua kekurangan di atas. Perlu diketahui memodifikasi kendaraan berisiko menghanguskan garansi berlaku.

Sebagai informasi, Taycan yang menjadi model listrik perdana Porsche diganjar masa warranty baterai hingga delapan tahun atau 160 ribu km.

Keberadaannya sangat membantu konsumen agar tak mengeluarkan ongkos banyak ketika mengalami kerusakan. Lantas akankah Anda membuang privilege demi mengejar performa lebih tinggi?

Sumber: Oto.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya