5 Pesan Jokowi dalam KTT ke-36 ASEAN di Tengah Pandemi Covid-19

Jokowi menilai penguatan kerja sama antara beberapa negara ASEAN sangat penting dilakukan di masa pandemi virus Corona atau Covid-19.

oleh Maria Flora diperbarui 26 Jun 2020, 19:35 WIB
Presiden Jokowi saat mengikuti KTT ASEAN ke-36 melalui telekonferensi dari Istana Kepresidenan Bogor Jawa Barat, Jumat (26/6/2020). (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-36 melalui telekonferensi dari Istana Kepresidenan Bogor Jawa Barat, Jumat (26/6/2020).

Ada sejumlah hal penting yang ditekankan Jokowi saat berpidato dihadapan pimpinan negara anggota ASEAN. Salah satunya terkait penguatan kerja sama antarnegara anggota di tengah pandemi Covid-19.

Menurut Jokowi, salah satu upaya untuk meningkatkan kerjasama tersebut adalah dengan memperkuat Outlook ASEAN mengenai Indo-Pasifik.

"Kita juga harus terus memperkokoh ASEAN Outlook on the Indo-Pacific yang mengedepankan inklusivitas, kerja sama, rules-based order, dan confidence building," ungkap Jokowi.

Selain itu, Jokowi juga mengingatkan pentingnya meningkatkan kerjasama untuk pemulihan ekonomi yang cukup terpuruk akibat Covid-19.

Konektivitas, menurut Jokowi adalah kunci agar para pelaku ekonomi serta barang dan jasa dapat segera hidup kembali. 

Berikut sejumlah hal penting yang disoroti Jokowi dalam KTT ke-36 ASEAN hari ini: 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Pentingnya Penguatan Kerja Sama Antarnegara ASEAN

Presiden Joko Widodo. (Sumber: Instagram/jokowi)

Jokowi menekankan pentingnya penguatan kerja sama antara beberapa negara ASEAN, terlebih di masa pandemi virus Corona tengah mewabah.

"Di tengah pesimisme terhadap multilateralisme, kerja sama kawasan menjadi lebih penting artinya," ujar Jokowi dikutip dari siaran pers Sekretatiat Presiden.

Menurut dia, peningkatan kerja sama di antara negara-negara ASEAN mengembalikan harapan akan munculnya kerja sama antarnegara yang efektif, efisien, dan berkeadilan.


ASEAN Harus Jadi Subjek dalam Politik Global

Presiden Jokowi saat mengikuti KTT ASEAN ke-36 melalui telekonferensi dari Istana Kepresidenan Bogor Jawa Barat, Jumat (26/6/2020). (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Pada era baru atau beradaptasi dengan kebiasaan baru dalam konteks global, peningkatan kerja sama di tingkat kawasan ASEAN dinilai Jokowi dapat menjadi mesin penggerak bagi stabilitas dan perdamaian kawasan.

Untuk itu, persatuan dan sentralitas ASEAN merupakan suatu keharusan.

"ASEAN harus menjadi guardian agar kawasan kita tidak menjadi ajang power projection negara-negara besar. ASEAN harus menjadi subjek dan bukan menjadi objek dalam politik global," jelas dia.

Jokowi menilai peningkatan kerja sama kawasan tersebut salah satunya dapat dicapai dengan memperkuat Outlook ASEAN mengenai Indo-Pasifik. Hal ini sebelumnya telah disepakati oleh para pemimpin ASEAN dalam KTT ke-34 pada 22 Juni 2019 lalu.


ASEAH Harus Siap Hadapi Tantangan di Tengah Pandemi

Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat membuka rapat kerja Kementerian Perdagangan 2020 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (4/3/2020). Jokowi mengingatkan jajaran Kemendag agar segera mencari jalan keluar dari krisis yang disebabkan oleh virus corona (covid-19). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Salah satu tantangan tersebut menurut Jokowi adalah penanganan Covid-19 dan dampaknya. Tantangan tersebut semakin berat karena situasi global yang sangat dinamis saat ini. Hal tersebut ditandai persaingan atau rivalitas antara kekuatan besar yang semakin meningkat. 

Di samping itu, meningkatnya rasa pesimisme terhadap kerjasama multilateral juga menjadi faktor lainnya. Ditambah lagi, rule base order semakin banyak dilanggar pada saat seperti sekarang ini.

Dengan perubahan kondisi geopolitik seperti saat ini, Jokowi menekankan pentingnya peran ASEAN di dalam menavigasi perubahan tersebut.

"Lebih dari lebih lima dekade, ASEAN memiliki fondasi yang cukup kuat sebagai komunitas di dalam menghadapi berbagai perubahan yang terjadi," ungkap Jokowi.


Pentingnya Pemulihan Ekonomi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan arahan ketika memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Kamis (3/10/2019). Topik Sidang Kabinet Paripurna tersebut yakni Evaluasi Pelaksanaan RPJMN 2014-2019 dan Persiapan Implementasi APBN 2020. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menyikapi hal tersebut, Jokowi menekankan dua hal yang menjadi fokus utama. Pertama, pentingnya ASEAN untuk memperkuat kerja sama percepatan pemulihan ekonomi ASEAN.

Dia pun mengingatkan seluruh negara ASEAN harus bekerja lebih keras untuk menguatkan dan menumbuhkan ekonomi kawasan secara lebih cepat di tengah pandemi saat ini. 

ASEAN juga dinilai perlu memulai pengaturan mengenai ASEAN Travel Corridor secara hati-hati, terukur dan bertahap.

Ini dinilai penting lantaran dapat menunjukkan arti strategis dari komunitas ASEAN baik di kawasan maupun di mata dunia internasional. 

Kedua, Jokowi mengatakan pentingnya penguatan kerjasama kawasan untuk mengembalikan harapan terhadap multilateralisme yang efektif, efisien dan berkeadilan. Ini akan menjadi dasar bagi negara-negara di masa new normal.


Dorong ASEAN Travel Corridor

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengunjungi Pasar Tradisional Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi, Kamis (25/6/2020). (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Jokowi juga mengungkapkan bahwa konektivitas adalah kunci sehingga penting untuk mendorong ASEAN travel corridor.

"Saya paham bahwa beberapa di antara kita, termasuk Indonesia, telah memulai pembicaraan secara bilateral baik dengan sesama negara ASEAN maupun dengan negara di luar ASEAN mengenai travel corridor. Namun demikian, sudah saatnya ASEAN, sebagai satu komunitas, memikirkan pengaturan ASEAN travel corridor," jelas Jokowi.

Meski begitu, Jokowi mengingatkan agar travel corridor dilakukan dengan hati-hati, terukur, dan bertahap. Dia juga meminta agar ada protokol kesehatan yang ketat.

"Dimulai dengan essential business travel dengan menjalankan protokol kesehatan secara ketat," ucapnya.

Dia menekankan pentingnya ASEAN travel corridor untuk percepatan pemulihan ekonomi. Bukan hanya itu, travel corridor juga penting untuk menunjukkan arti strategis komunitas ASEAN di kawasan dan di mata dunia.

"Kita tugaskan para Menteri untuk mulai membahas ASEAN travel corridor ini," ujar dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya