Liputan6.com, Jakarta Menteri Koperasi dan UMKM, Teten Masduki mengatakan ada banyak faktor yang membuat pelaku UMKM yang belum memanfaatkan platform digital sebagai alternatif pasar di masa pandemi Covid-19. Akses internet tidak selalu menjadi indikator keberhasilan mendorong pelaku UMKM terhubung dengan market online.
"Ada banyak faktor keberhasilan atau kegagalan UMKM masuk ke platform digital. Saya kira bukan semata terhubung market online," kata Teten dalam Webinar di Jakarta, Jumat (26/6/2020).
Advertisement
Pelaku UMKM yang masuk platform digital harus bersaing dengan sesama pelapak online dengan produk yang berkualitas. Apalagi mereka juga harus bersaing dengan produk dari brand ternama.
"Apalagi yang punya brand image bagus, sama aja kalau di offline, yang gede juga masuk ke market online," kata Teten.
Kapasitas produksi UMKM juga menjadi hambatan lainnya. Berjualan di platform digital menuntut pelaku UMKM untuk menyediakan produk dalam jumlah besar karena menghadapi pasar berskala nasional. Sementara mereka mengalami keterbatasan modal.
"Nah mereka enggak punya stok, makanya mereka tidak bisa penuhi permintaan pasar,," kata Teten.
Selain itu, pelaku UMKM kata Teten biasanya mengerjakan produksinya sendiri. Mulai dari pembuat produk sampai penjualan. Sedangkan dalam catatan berbagai platform digital menunjukkan hanya 4-10 persen pelaku UMKM yang bisa bertahan setelah masuk ke market online ini.
"Keberhasilannya dalam catatan e-commerce 4-10 persen yang bisa bertahan," kaya dia.
Saksikan video di bawah ini:
Pendampingan
Mantan Kepala Staf Kepresidenan ini mengatakan perlu adanya pendampingan dan edukasi untuk pelaku UMKM yang sudah masuk platform digital. Namun, pemerintah juga merasa berat jika harus melakukan semua itu sendirian.
Sisi lain, Teten menilai keberadaan reseller cukup membantu penjualan produk UMKM. Apalagi banyak dari reseller ini berangkat dari kalangan muda seperti mahasiswa atau pelajar. Anak muda yang melek teknologi ini kata Teten perlu dimanfaatkan keberadaannya.
"Mereka bisa jadi reseller dan mereka tahu bagaimana caranya cari market," ujar Teten.
Terlepas dari itu semua, Teten menilai tren UMKM di Indonesia terlalu banyak. Sehingga pemerintah berpikiran untuk melakukan konsolidasi produk-produk kecil untuk menjadi brand dan bisa masuk pasar yang besar.
"Kita berpikir untuk mengkonsolidasi produk kecil untuk jadi market yang besar," kata Teten.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement