Cerita Akhir Pekan: Ramai-Ramai Bersepeda, Akankah Bertahan Lama?

Di Indonesia, populasi pengguna sepeda meningkat 200 persen. Hal tersebut merupakan peningkatan yang sangat besar dan perkembangan menggembirakan.

oleh Komarudin diperbarui 27 Jun 2020, 09:26 WIB
Ilustrasi bersepeda (Dok.Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Bersepeda jadi fenomena sejak WHO atau Badan Kesehatan Dunia menyatakan bahwa Corona Covid-19 menjadi pandemi. Akhir-akhir ini banyak orang yang menggunakan sepeda. Tak hanya sebagai alat olahraga dan rekreasi, sepeda juga jadi alat transportasi.

"Fenomena ini, tak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di dunia. Mereka bersepeda karena boring selama berbulan-bulan di rumah karena pandemi. Mereka menggunakan sepeda untuk berolahraga dan rekreasi yang tanpa polusi," ujar Co-Founder dan Pembina Bike to Work Indonesia saat dihubungi Liputan6.com, Jumat, 26 Juni 2020.

Di Indonesia, kata Toto, sebelum pandemi hingga saat ini, populasi pengguna sepeda meningkat 200 persen. Hal tersebut merupakan peningkatan yang sangat besar dan perkembangan menggembirakan.

"Coba saja cek ke Jalan Sudirman (Jakarta) setiap Sabtu pagi. Ramai sekali orang yang bersepeda," kata pria kelahiran 7 Desember 1963 ini.

Saat ini di Jakarta pun sudah punya jalur khusus untuk sepeda. Namun, masih jalur tersebut masih tidak aman, karena masih sering dilalui sepeda motor.

"Seharusnya ada sanksi yang tegas jika jalur sepeda dipakai sepeda motor. Tapi saat ini masih angin-anginan, kadang ditindak, kadang tidak," ujar Vice President PB Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) ini. 

Load More

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Sanksi Tegas

Ilustrasi bersepeda (Dok.Unsplash)

Menurut Toto, salah satu cara agar bersepeda menjadi tetap menjadi tren harus ada sanksi yang tegas. Ia mencontohkan soal penggunaan sabuk pengaman pada kendaraan roda empat.

"Saat itu aturan itu diterapkan selama tiga bulan mereka yang tidak menggunakan sabuk pengaman, mereka dikenakan sanksi. Sekarang orang menggunakan sabuk pengaman itu sudah menjadi kebiasaan," ujar Toto.

Senada dengan Toto Sugito, penggagas Indonesia Green Awards, La Tofi, mengungkapkan maraknya orang bersepeda merupakan ekspresi kegembiraan masyarakat untuk memulai kenormalan baru (new normal).

"Mereka yang bike to work juga meningkat. Hal itu sesuai dengan dengan harapan Gubernur Anies Baswedan," ujar La Tofi kepada Liputan6.com, Kamis, 25 Juni 2020.

Peningkatan itu juga terjadi karena pada perpanjangan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masa transisi, pemerintah DKI Jakarta memprioritaskan pengguna sepeda dan pejalan kaki. Hal itu sesuai dengan Peraturan Gubernur (Pergub) DKI Jakarta Nomor 51 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pembatasan Sosial Skala Besar pada Masa Transisi Menuju Masyarakat Sehat, Aman, dan Produktif.

"Dengan adanya peraturan itu, saya kira bersepeda bukan fenomena sesaat, tapi akan menjadi permanen. Karena memang Gubernur Anies tidak lagi memberi ruang pada kendaraan pribadi, melainkan prioritas kepada pejalan kaki, sepeda, dan kendaraan umum," ucap pendiri La Tofi School of CSR.

"Hidup makin susah, sementara menggunakan mobil pribadi mahal. Semua orang akan realistis dalam masa new normal ini. Jadi, akan makin banyak orang yang akan menggunakan sepeda," kata La Tofi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya