Liputan6.com, Banyumas - Keresahan menggelayut di benak dokter muda, Syarif Hadi. Ia selalu prihatin ketika pasien datang ke rumah sakit dalam kondisi sakit parah. Andai pasien-pasien itu mendapat pengobatan lebih dini, mungkin saja dampak parahnya bisa dicegah.
Ia melihat ada jurang pemisah antara warga dengan akses layanan kesehatan. Baik itu berupa keterbatasan ekonomi, keterbatasan pengetahuan, maupun ketidakberdayaan.
Keresahan ini perlahan terakumulasi menjadi panggilan hati. Ia terpanggil untuk turun ke tengah masyarakat dan mendekatkan layanan kesehatan kepada kelompok marjinal.
Baca Juga
Advertisement
Maka pada Agustus 2019 ia memenuhi panggilan itu. Ia yang bekerja di RS Islam Banjarnegara mulai blusukan bersama dr Agus Ujianto, Direktur RS Islam.
Kebiasaan itu ia teruskan ketika ia dipercaya memimpin Klinik Pratama Rawat Inap Nahdlatul Ulama Sumpiuh, Banyumas. Sudah sembilan desa di Sumpiuh yang ia sambangi.
Di tiap desa ia memberikan edukasi dan layanan pengobatan. Edukasi menjadi penting ketika pemerintah bersikeras menerapkan kenormalan baru.
"Saya melihat kesadaran masyarakat untuk hidup sehat belum cukup baik, sebagian mereka belum siap menghadi new normal," ujar Syarif.
Pada layanan pengobatan ini, ia kerap mengombinasikan metode metode pengobatan modern dan akupuntur. WHO mengakui akupuntur sebagai metode yang bisa diandalkan.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Akupuntur Meningkatkan Imunitas Tubuh
"Diakui WHO tahun 1996 mampu mengobati 160 penyakit," ujar lulusan Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2014 ini.
Satu di antara khasiat akupuntur yang teruji yaitu memperbaiki daya tahan tubuh. Daya tahan tubuh makin penting di tengah wabah virus Corona Covid-19.
Akupunktur mengaktifkan jalur anti-inflamasi kolinergik yang penting untuk mencegah dan mengobati penyakit.
Pengobatan akupuntur juga meningkatkan produksi zat yang bermanfaat dalam tubuh atau menurunkan zat lain yang mengganggu fungsi sistem atau organ tubuh. Sebagai contoh sitokin antiinflamasi akan ditingkatkan kadarnya, sementara sitokin proinflamasi akan ditekan pembentukannya.
Sitokin adalah zat yang bekerja seperti hormon, yaitu sebagai perantara komunikasi antarsel dalam tubuh.
Akupuntur membantu sel darah putih mengenali virus untuk dimusnahkan. Sebab virus corona mampu memicu badai sitokin sehingga membuat sel darah putih memerangi sistem imun tubuh.
"Dengan akupuntur sel darah putih jadi lebih smart, tahu mana lawan mana kawan" ujar dia.
Ke depan Syarif ingin gerakan turun ke tengah masyarakat diikuti dokter-dokter lain. Dengan turun ke lapangan, maka masyarakat semakin dekat dengan akses layanan kesehatan yang bagi sebagian orang tak terjangkau.
"Saya juga berharap pengobatan kombinasi, baik akupuntur maupun herbal bisa diterapkan secara luas, karena di Indonesia sudah ada undang-undangnya," dia menjelaskan.
Advertisement