Liputan6.com, Jakarta - Harga emas naik tipis pada perdagangan Jumat (Sabtu waktu Jakarta). Hal ini didorong oleh masih menyebar kasus virus corona secara global dengan lompatan infeksi yang terjadi di Amerika Serikat serta memicu selera risiko dan menetapkan logam mulia pada jalurnya untuk kenaikan mingguan ketiga berturut-turut.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (27/6/2020), harga emas di pasar spot naik 0,3 persen menjadi USD 1,767.28 per ons. Sedangkan harga emas berjangka AS naik 0,5 persen menjadi USD 1.780,30.
"Investor menjadi gugup karena kenaikan kasus virus corona saat ini dan berhenti dari posisi mereka dalam aset berisiko seperti saham. Sementara mereka memilih untuk menempatkan investasinya dalam emas dan obligasi," kata Bob Haberkorn, Ahli Strategi Pasar Senior di RJO Futures.
Harga emas telah naik 1,4 persen sepanjang minggu ini, tetapi sedikit mundur dari level tertinggi sejak Oktober 2012 yang dicapai pada perdagangan Rabu.
Baca Juga
Advertisement
Sementara itu, lebih dari 9,62 juta orang telah dilaporkan terinfeksi oleh virus corona baru secara global.
"Kita mungkin melihat harga emas menembus level USD 1.800, fundamental untuk emas cukup kuat dengan meningkatnya kasus virus corona, belum ada vaksin dan stimulus dari bank sentral utama secara global yang mengarah ke kekhawatiran inflasi," kata Edward Moya, Analis Pasar Senior OANDA.
Kebijakan moneter yang mudah dan serangkaian langkah-langkah stimulus oleh bank sentral utama untuk membendung dampak virus telah memicu kekhawatiran inflasi, mendorong harga emas sekitar 16,5 persen lebih tinggi tahun ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Harga Paladium dan Perak
Untuk logam mulia lain, paladium naik 1,5 persen menjadi USD 1.869,24 per ons, tetapi berada di jalur penurunan mingguan terbesar sejak pekan yang berakhir 1 Mei.
Sedangkan Platinum turun 1,4 persen menjadi USD 792.60 per ounce dan perak turun 0,3 persen menjadi USD 17,82.
Advertisement