Intimidasi PSK, Pria yang Mengaku Anggota Buser Ini Ditangkap Polisi

Cahyo menerangkan, Hendra mengantongi senjata secara ilegal untuk mengintimidasi korban.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 28 Jun 2020, 09:51 WIB
Ilustrasi borgol (Abdillah/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Bermodalkan kartu pers, airsoft gun dan lencana polisi, Hendra Suari memperdaya Pekerja Seks Komersial (PSK) anak sebut saja VMR (14), Bermula dari perkenalan di aplikasi chatting.

Hendra Suari mengeluarkan jurus pamungkasnya untuk menggaet VMR yang memiliki paras cantik. Gayung bersambut. VMR membalas semua pesan-pesan yang dikirimkan Hendra.

Salah satu pesan berbunyi ajakan berhubungan badan. VMR tak menolak, asalkan tarif yang ditawarkan cocok. Saat itu, Hendra berjanji memberikan uang Rp 300 ribu untuk sekali kencan. Keduanya sepakat bertemu di sebuah rumah kos kawasan Koja pada Jumat (26/7/2020) malam.

Hendra berpenampilan perlente dan membawa-bawa air softgun. Dia mengaku-ngaku sebagai anggota Buser saat berkenalan langsung dengan VMR.

"Dia bilang saya punya kewenangan untuk menangkap," kata Kapolsek Koja, Kompol Cahyo menirukan suara Hendra, Sabtu (27/6/2020).

VMR yang tengah dihantui rasa takut menuruti kemauan Hendra. "Korban akhirnya diperlakukan tak senonoh," ucap Cahyo.

Rupanya, pengakuan polisi abal-abal ini menjadi modus Hendra untuk bisa menikmati tubuh VMR secara cuma-cuma. Sebab, usai bercinta, Hendra kembali mengeluarkan kata-kata bernada ancaman yang membuat VMR ketakutan.

"Dia bilang akan bawa korban ke kantor. Namun tidak menyebutkan kantor mana. Di sini korban menganggap pelaku ini anggota asli karena dia menyebutkan sebagai anggota Buser, tapi memang tidak disebutkan Buser mana," ujar dia.

VMR yang tak tahan dengan perlakuan Hendra kemudian membuat laporan polisi di Polsek Koja. Tak butuh waktu lama, Hendra dibekuk.

Cahyo menerangkan, Hendra mengantongi senjata secara ilegal untuk mengintimidasi korban. Tak cuma itu, dia juga membuat tanda pengenal seperti yang dipakai polisi. Saat ini, Cahyo masih mendalami keterangan Hendra.

"Air softgun ngaku ada izin ketika kita periksa sudah mati. Terus kendaraan yang menyerupai polisi itu kendaraannya kita lihat STNK asli ada tapi BPKB ngakunya masih di leasing. Kalau kita periksa nyatanya dia ini pekerjaan aslinya mekanik," ujar Cahyo.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Mengaku Wartawan

Sementara itu, di hadapan awak media, Hendra mengaku sebagai wartawan salah satu media di Cirebon.

"Iya (wartawan) dapat ID card dari pimpinan di Cirebon," ujar dia.

Hendra mengatakan, air softgun yang disita dibeli secara online. Saat itu dia membeli dengan harga Rp 3 juta. Hendra juga menampik ogah membayar PSK. Dia berdalih saat itu hanya mampu membayar Rp 250 ribu.

"Tadinya dia nawarin Rp 300 ribu saya maunya Rp 250 ribu," tandas Hendra.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya