Liputan6.com, Jakarta Toyota secara resmi melakukan recall atau penarikan kembali Prius dan Prius V karena masalah pada sistem hybrid. Melalui website resmi, pabrikan otomotif asal Jepang ini mengimbau pemilik untuk segera melakukan perbaikan.
Tak tanggung-tanggung, terdapat 267 ribu Toyota Prius rakitan 2013 hingga 2015 dan Prius V tahun 2014 hingga 2017 perlu diperbaiki di Amerika Serikat.
Baca Juga
Advertisement
Angka tersebut bisa saja bertambah menjadi 752 ribu unit kendaraan, melihat penjualan mobil ramah lingkungan ini secara global.
Masalah yang terjadi bisa membuat kendaraan mengalami kegagalan saat pengendara menggunakan mode mengemudi. Hal ini bisa menjadi penyebab kecelakaan lalu lintas karena mobil bisa saja berhenti secara tiba-tiba.
“Kendaraan mungkin tidak memasuki mode mengemudi. Jika ini terjadi, kendaraan bisa kehilangan tenaga. Sementara power steering dan pengereman akan tetap beroperasi, sehingga kendaraan berhenti saat mengemudi pada kecepatan yang tinggi dapat meningkatkan risiko kecelakaan," kata Toyota dilansir Carscoops.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Kampaye Perbaikan Akan Dilakukan Agustus 2020
Meski demikian, Toyota mengaku hingga saat ini belum ada laporan kecelakaan dan korban jiwa terkait kerusakan sistem yang terjadi.
Terkait perbaikan, teknisi Toyota akan memperbarui perangkat lunak pada sistem hybrid dan mengganti komponen inverter, jika Prius benar-benar mengalami masalah.
Kampaye perbaikan Toyota Prius akan mulai dilakukan Agustus 2020, tanpa dipungut biaya atau gratis.
Advertisement
Virus Covid-19 Meluas, Peluncuran Toyota Prius PHEV Tanpa Seremonial
PT Toyota Astra Motor (TAM) terus memperluas jajaran kendaraan ramah lingkungannya. Terbsru, mereka meluncurkan Prius plug-in hybrid electric vehicle (PHEV). Namun, di tengah isu merebaknya virus Covid-19 di Tanah Air, raksasa asal Jepang tersebut memilih menghadirkan mobil emisi rendah ini tanpa seremonial.
Dijelaskan Vice President Director PT TTM, Henry Tanoto, pihaknya akan terus memperluas pasar kendaraan elektrifikasinya baik melalui kehadiran produk baru, maupun melalui program untuk semakin memopulerkan pasar mobil elektrifikasi di Indonesia.
"Selain memberi pilihan terbaik kepada konsumen, langkah ini adalah bagian dari komitmen Toyota dalam mendukung program pemerintah Indonesia,” ujar Henry dalam siaran pers yang diterima Liputan6.com, Senin (17/3).
Sebagai pionir dalam pengembangan mobil elektrifikasi pada 2009, Toyota sudah mulai membangun pasar ini di Indonesia. Sebagai tahap awal, Toyota melakukan edukasi pasar dengan menghadirkan Prius HEV dan mensosialisasikan mobil ramah lingkungan ini ke masyarakat dan bekerja sama dengan pemerintah.
Kemudian pada 2012, Toyota mulai memasarkan Camry HEV di Indonesia, dan disusul model lain seperti Alphard HEV, C-HR HEV, dan terakhir Corolla Altis HEV. "Dengan kehadiran Prius PHEV ini, kami berharap dinamika pasar kendaraan elektrifikasi semakin tinggi sehingga tujuan untuk akselerasi kendaraan elektrifikasi bisa tercapai," tambah Henry.
Berbicara spesifikasi, Toyota Prius PHEV memiliki kelebihan dengan kemampuan baterai yang lebih besar dan model pengisian baterai melalui sumber eksternal. Fleksibilitas mobil ini juga telah teruji karena mempunyai driving range yang panjang.