Wagub Jatim: Dai Milenial Dibutuhkan Menjaga Ketenteraman Hidup

Keberadaan kalangan ustad, kiai atau dai milenial saat ini sangat dibutuhkan dengan semakin derasnya arus informasi.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Jul 2020, 19:48 WIB
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengemukakan kehadiran kalangan dai milenial di era globalisasi saat ini sangat dibutuhkan mengingat perannya bisa menjaga ketentraman hidup berbangsa dan bernegara di Indonesia.

Pernyataan Wagub Jatim itu disampaikan sebagai pengantar dalam acara dialog bertajuk "Peran Da'i Milenial dalam Menjaga Pancasila dan Meminimalisasi Radikalisme” yang digelar secara daring oleh Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Pemprov Jawa Timur, pada Sabtu, 27 Juni 2020.

"Keberadaan kalangan ustad, kiai atau dai milenial saat ini sangat dibutuhkan dengan semakin derasnya arus informasi, maka peran besar para dai milenial itu menjadi sangat urgen guna menjaga ketentraman hidup di bawah naungan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia),” kata Emil Dardak.

Secara khusus, Wagub Emil Dardak memberikan apresiasi atas terselenggaranya acara dialog via daring yang digagas FKPT Jatim tersebut, dilansir dari Antara.

"Acara ini sangat bermakna, apalagi digelar di Juni yang bertepatan dengan kelahiran Pancasila. Pemprov Jatim akan terus mendukung acara-acara FKPT Jatim yang bernilai positif dalam mencegah tindak radikalisme dan kekerasan,” kata Wagub dalam keterangan tertulis yang disampaikan FKPT Jatim, Minggu, 28 Juni 2020.

Ketua Umum Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar dalam sambutan pada dialog itu menegaskan dai milenial harus memberi teladan terkait bagaimana menjadi muslim yang baik.

"Selain itu, da'i milenial juga dituntut memiliki kesadaran dan tanggung jawab menjaga keamanan, keutuhan, dan keharmonisan negara Indonesia," kata KH Marzuki.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini


Penggunaan Teknologi

Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Ketua Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jatim Saad Ibrahim pada kesempatan itu menyampaikan pesan bagi para dai dalam menjaga Pancasila dan meminimalisasi tindak radikalisme.

"Hendaknya para da'i milenial bisa melakukan dakwah dengan menggunakan teknologi modern khususnya fasilitas medsos, mengingat sekarang eranya teknologi digital," ujar Saad dalam pengantar singkatnya.

Ketua FKPT Jatim Hesti Armiwulan menyatakan, meski dalam kondisi pandemi COVID-19, lembaganya tetap melaksanakan amanah yang diemban yaitu melakukan berbagai program sebagai upaya pencegahan radikalisme di Jatim.

"Semua personel FKPT Jatim tetap beraktivitas sesuai dengan tugas dan fungsinya, namun disesuaikan dengan kondisi pandemi COVID-19. Sejumlah aktivitas via daring telah dilakukan beberapa kali, termasuk dengan BNPT. Intinya kewaspadaan dalam menghadapi kemungkinan ancaman tindak kekerasan dan radikalisme tidak boleh kendor," kata Hesti pada acara dialog dai milenial tersebut.

 


Peran Dai Milenial

Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sementara itu, Kabid Agama, Sosial dan Budaya FKPT Jatim Muhammad Arifin selaku narasumber dalam dialog itu menyatakan peran dai milineal sangat penting dalam menjaga Pancasila dan meminimalisasi paham radikal yang menjurus pada aksi-aksi terror, mengingat da’i memiliki tugas yang langsung berhadapan dengan masyarakat.

"Sebagai wujud dari pengamalan sila ketiga dalam Pancasila, yaitu Persatuan Indonesia, maka seorang da’i hendaknya dalam setiap ceramahnya bisa melahirkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan," katanya.

Secara khusus, Arifin menyoroti agama Islam hadir untuk mengajak umat manusia agar saling asih, mencintai, menyayangi, dan melarang saling berpecah belah.

"Para dai diharapkan bisa berperan aktif ikut serta memutus rantai radikalisme. Terjadinya gerakan teroris itu melalui proses, berawal dari intoleran menjadi radikal dan berakhir menjadi teroris," tambah Arifin.

Kabid Humas dan Media FKPT Jatim Yuristiarso Hidayat menambahkan pada Selasa 30 Juni 2020 akan diadakan lagi diskusi via daring yang merupakan kerja bareng FKPT, BNPT, BNN, dan LDK PW Muhammadiyah Jatim dengan melibatkan komunitas dai se-Jawa dan Bali.

"Acara ini terkait peringatan Hari Anti-Narkotika Internasional 2020 dengan tema 'Peran Dai dalam Mencegah Bahaya Narkoba dan Terorisme'. Acaranya nanti akan melibatkan sejumlah tokoh,” ungkapnya

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya