Kementerian BUMN soal WNA Jadi Direktur Anak Usaha Pertamina: Bukan Pertama Kali

WNA bernama Antonius Reiner tercatat menjabat sebagai Direktur Transformasi Bisnis PT Pertamina Bina Medika.

oleh Athika Rahma diperbarui 29 Jun 2020, 11:24 WIB
Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Mahendra Sinulingga menyampaikan, ada 20 alat PCR untuk diagnosis Corona COVID-19 saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (8/4/2020). (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Liputan6.com, Jakarta - Pekan ini, media sosial dihebohkan dengan kabar adanya warga negara asing (WNA) ditubuh BUMN. Posting-an di salah satu media sosial menyebutkan, ini adalah pertama kalinya BUMN merekrut WNA di jajaran direksi.

WNA bernama Antonius Reiner tersebut tercatat menjabat sebagai Direktur Transformasi Bisnis PT Pertamina Bina Medika (Pertamedika)-IHC. Hal itu tercatut dalam laman resmi direksi Pertamedika-IHC.

Merespons hal tersebut, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga membantah jika ini pertama kalinya BUMN memiliki direksi WNA. Perusahaan seperti Garuda, Telkomsel, Mandiri Sekuritas dan lainnya juga pernah memiliki direksi WNA.

"Kalau dibilang ini baru pertama? Ya enggak, bahkan dulu pernah di Garuda ada direksi yang namanya Erik Meijer, itu pernah, coba dicek. Lalu Telkomsel ada, Mandiri Sekuritas ada," ujar Arya saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (28/6/2020).

Sebagai informasi, Erik Meijer memang tercatat pernah menjabat sebagai Direktur & Executive Vice President Bidang Pemasaran dan Penjualan di Garuda Indonesia tahun 2013. Erik saat itu masih menjadi WNA asal Belanda.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Diaspora

Masyarakat Indonesia yang hadir sangat beragam, mulai dari mahasiswa dan pelajar, diaspora, para profesional, ibu-ibu rumah tangga, anak-anak hingga diplomat (KBRI Canberra)

Arya menambahkan, pihaknya menunjuk Antonius yang seorang diaspora untuk ditarik kembali untuk membantu membangun Indonesia.

"Kita pilih diaspora, dia orang Indonesia, di luar negeri. Kita tarik lagi ke Indonesia. Dia orang Indonesia lahir di Indonesia, sekolah di Indonesia, nah kuliah dan berkarier di luar negeri. Itu kita tarik untuk membangun anak usaha BUMN," ucapnya.

Arya lantas menyayangkan mengapa keputusan ini harus diributkan padahal pernah dilakukan sebelumnya.

"Kalau sekarang dipertanyakan ini orang-orang pada lupa apa gimana, ya, Garuda pernah loh enggak ada masalah enggak ada ribut, kok sekarang diributkan, makanya kita bingung. Apalagi ini diaspora yang kita ajak kembali ke Indonesia untuk membangun anak usaha BUMN," pungkasnya.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya