8 Alasan PSSI Melanjutkan Shopee Liga 1 dan Liga 2

Shopee Liga 1 dan Liga 2 dipastikan dilanjutkan dimulai pada Oktober 2020.

oleh Muhammad Adi Yaksa diperbarui 29 Jun 2020, 11:35 WIB
Menpora RI, Zainudin Amali, bersama Ketua PSSI, Mochamad Iriawan, Dirut PT LIB, Cucu Somantri, Direktur Program SCM, Harsiwi Achmad dan Presiden Komisaris SEA Group, Pandu Sjahrir, saat launching Liga 1, Senin, (24/2/2020). (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Jakarta- PSSI bersikeras akan melanjutkan Shopee Liga 1 dan Liga 2 2020. Kedua kompetisi tersebut terpaksa berhenti sejenak sejak Maret 2020 lalu akibat pandemi virus corona Covid-19

Untuk kembali menggulirkan kompetisi, PSSI menerbitkan Surat Keputusan (SK) bernomor SKEP/53/VI/2020 tertanggal 27 Juni 2020 tentang "Kelanjutan Kompetisi dalam Keadaan Luar Biasa Tahun 2020" yang ditandatangani oleh Ketua PSSI, Mochamad Iriawan.

"Tentunya dengan mengeluarkan SK ini, kami telah mempraktikkan arahan dari FIFA. Mereka menyampaikan, silakan bagi asosiasi negara anggota untuk melakukan kegiatan sesuai dengan situasi yang ada," kata Iriawan pada konferensi pers di Kantor PSSI, Jakarta, Minggu (28/6/2020).

"Kami melihat new normal, kemudian kegiatan masyarakat juga sudah cukup banyak. Maka, kompetisi juga perlu dilanjutkan untuk kemajuan sepak bola yang kita cintai ini. Tentunya, masukan lain dari Komite Eksekutif PSSI dan PT Liga Indonesia Baru," jelas pria yang karib dipanggil Iwan Bule tersebut.

Iwan Bule memastikan Shopee Liga 1 dan Liga 2 akan kembali dimulai pada Oktober 2020. Liga 3 musim ini juga bakal digelar pada waktu yang sama.

"Tentunya terkait dengan hal yang belum termasuk dalam SK tentang pelaksanaan kompetisi 2020, misalnya terkait sistem, jadwal, dan tempat pelaksanaan kompetisi, akan kami atur dalam surat yang terpisah," imbuh Iwan Bule.

"Masih ada waktu, 2-3 bulan lagi untuk kami menyesuaikan dengan apa yang dirapatkan dalam ketentuan yang terpisah nanti. Dengan ini saya nyatakan, SK ini mulai berlaku terhitung sejak tanggal yang ditetapkan. Saya akan langsung teruskan ke seluruh klub Shopee Liga 1, Liga 2, dan para Asosiasi Provinsi PSSI untuk nanti disesuaikan seperti apa yang saya sampaikan. Karena ini terkait dengan para pelatih dan pemain dan sebagainya," jelas pensiunan Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi tersebut.

Ada delapan pertimbangan yang membuat PSSI ngotot melanjutkan kompetisi. Delapan faktor tersebut dijabarkan secara jelas oleh Iwan Bule. Utamanya, kompetisi bisa turut menggerakan roda perekonomian.


8 Pertimbangan PSSI untuk Melanjutkan Kompetisi

Ketum PSSI, Mochamad Iriawan, menyapa warga saat tiba di Stadion Utama Riau, Pekanbaru, Kamis (13/2). Stadion ini menjadi satu dari sebelas stadion yang dinominasikan sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2021. (Dok PSSI)

1.

Pertama, kami perlu berkampanye lewat sepak bola. Bahwa Indonesia sudah mulai beradaptasi dan belajar dengan situasi new normal lewat kompetisi sepak bola. Ini merupakan kampanye yang baik untuk kami. Beberapa kompetisi di Eropa dan Asia sudah melakukan ini. Kalau kami tidak memulai, tidak pernah mulai karena kami tak pernah tahu kapan COVID-19 ini akan berhenti.

2.

Kedua, kami punya pengalaman dihukum oleh FIFA ketika tak ada kompetisi. Akibatnya kurang baik untuk sepak bola Indonesia di mata internasional dan juga berakibat terhadap sepak bola nasional tentunya.

3.

Ketiga, kompetisi yang digelar nanti untuk kepentingan Timnas Indonesia ke depan. Sebab kalau tak ada kompetisi, maka performa Timnas Indonesia tidak bisa meningkat dengan baik. Memang ada pemusatan latihan, tapi beda dengan kompetisi. Tentunya dengan berkompetisi, kualitas para pemain akan terjaga.

4.

Keempat, untuk kepentingan Timnas Indonesia U-20. Saat para pemain sedang tidak mengikuti pemusatan latihan, para pemain bisa berkompetisi di tim masing-masing. Jadi begitu pemusatan latihan berhenti, mereka masih bisa bermain. Baik itu di Shopee Liga 1 atau Liga 2.

5.

Kelima, kalau pemusatan latihan nanti berlangsung, pada umumnya pemain yang dipanggil ke pemusatan latihan nanti hanya 23-30 pemain. Sekarang masih ada sekitar 40-an pemain. Sedangkan pemain yang tidak dipanggil pemusatan latihan, mereka masih bisa bermain di klub.

6.

Keenam, kewajiban PSSI harus memutar kompetisi itu diamanatkan dalam kongres. Terkait dengan pernyataan bagaimana regulasi kompetisi saat pandemi virus corona, maka dari itu PSSI telah mengajak klub-klub, Asosiasi Pelatih Sepak Bola Seluruh Indonesia, dan Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia untuk berdiskusi guna menentukan format dan regulasi kompetisi. Kami juga sudah melakukan rapat dengan klub-klub Shopee Liga 1 dan Liga 2, para Asosiasi Provinsi PSSI. Dan saya sebagai Ketua PSSI juga telah mendengarkan masukan dari pemerintah, AFC, FIFA serta masukan-masukan lainnya.

7.

Ketujuh, tentunya dengan bergulirnya kompetisi, pelatih Timnas Indonesia bisa mendapatkan pemain di luar list yang ada. Sebab akan lebih dinamis, tidak statis lagi. Semoga ada pemain yang bagus karena kompetisi bisa melahirkan pemain dengan kualitas yang baru.

8.

Kedelapan, beberapa waktu lalu kami telah melakukan seminar virtual dengan Universitas Indonesia. Dampak kompetisi dengan ekonomi, kompetisi akan menggerak roda perekonomian. Seperti pemasukan bagi hotel, akomodasi, transportasi, dan lain sebagainya. Termasuk Usaha Kecil dan Menengah. Namun, tetap kita harus berdampingan dengan COVID-19 demi produktivitas. Jadi artinya, pasti ekonomi akan menggeliat.

Disadur dari Bola.com (penulis Muhammad Adiyaksa, Published 29/6/2020)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya