Ada 3 Tipe Hubungan Asmara, Anda dan Pasangan yang Mana?

Dalam setiap hubungan, ada tujuan dan tahapan yang tentunya ingin dicapai kedua belah pihak.

oleh Putu Elmira diperbarui 30 Jun 2020, 00:00 WIB
Ilustrasi pasangan (dok. Pixabay.com/Putu Elmira)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam menjalin hubungan asmara, akan ada tahapan dan tujuan spesifik yang dituju Anda dan pasangan, seperti untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius. Untuk mencapai hal tersebut, ada beragam cara yang dapat dipilih.

Dilansir dari Your Tango, Senin, 29 Juni 2020, terdapat tiga tipe hubungan asmara yang masing-masing melayani tujuannya sendiri. Namun, ada beberapa orang tidak dapat atau tidak ingin berupaya untuk berlanjut ke tingkat berikutnya.

Lantas, apa saja tiga tipe hubungan asmara itu dan mana tipe Anda dan pasangan? Yuk, simak rangkuman selengkapnya seperti berikut ini.

1. Hubungan yang tradisional

Hubungan ini adalah dinamika paling akrab ditemukan dalam pernikahan dan hubungan tradisional. Fokusnya merupakan pada minat dan nilai bersama daripada pertumbuhan pribadi.

Ketika dua orang berhubungan dari tingkat "aku", fokus individu tetap pada dirinya sendiri daripada pada yang lain. Setiap orang terutama berfokus pada pemenuhan kebutuhannya sendiri yang mencegah terbentuknya "kita" dalam hubungan. Akibatnya, hubungan-hubungan ini sering menjadi stagnan.

Banyak pasangan merasa aman dan terjamin dalam hubungan tradisional. Itu semua yang mereka inginkan atau butuhkan dan mereka dapat tetap di level ini selamanya. Pasangan-pasangan ini secara alami tidak akan maju ke dua tingkat hubungan berikutnya.

 
Load More

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


2. Hubungan yang Sadar

Ilustrasi pasangan (dok. Pixabay.com/Putu Elmira)

Meski banyak yang mencari belahan jiwa, syarat untuk hubungan semacam ini adalah kedua orang harus melakukan pekerjaan psikologis dan spiritual sebelum bertemu untuk menghubungkan jiwa dengan jiwa. Dalam hubungan ini, fokusnya adalah pada pertumbuhan emosional dan spiritual baik sebagai individu maupun sebagai pasangan.

Mereka yang berada dalam hubungan sadar terlibat dalam pembelajaran. Tujuan mereka adalah untuk melampaui tingkat fisik dan emosional ke bidang spiritual.

Ketika secara aktif bekerja melalui berbagai masalah bersama, pasangan yang sadar semakin dapat saling bersandar dan memercayai satu sama lain untuk menciptakan "kita" dalam hubungan. Salah satu tantangan besar dari hubungan sadar adalah bahwa mereka sedang transisi dari diri sendiri ke membangun kebersamaan.

Hal ini karena mereka belajar tidak hanya untuk mengerjakan masalah-masalah individual sendiri, tetapi juga ketika belajar untuk menerapkan apa yang dipelajari ke dalam hubungan. Hubungan sadar tidak serta merta bertahan selamanya.

Mereka mungkin berakhir ketika kedua pasangan tidak lagi dapat tumbuh bersama atau ketika satu orang tidak memenuhi kebutuhan esensial orang lain. Hanya karena orang-orang adalah pasangan sadar bukan berarti mereka dapat secara otomatis memenuhi persyaratan orang lain.


3. Hubungan yang transenden atau utama

Ilustrasi pasangan (dok. Pixabay.com/Putu Elmira)

Tidak semua orang ingin berjuang mencapai yang ketiga ini. Pasangan transenden saling mencintai tanpa syarat. Karena pasangan transenden telah menguasai seni mengambil tanggung jawab pribadi, mereka menghasilkan kebahagiaan, stabilitas emosional dari dalam, dan tidak ada rasa takut kehilangan diri sendiri dalam hubungan.

Dengan rasa diri masing-masing yang begitu kuat, pasangan ini dapat sepenuhnya menyerah pada kebersamaan dalam hubungan. Mereka terampil dalam penerimaan tanpa syarat.

Pasangan ini saling mendukung satu sama lain dalam mewujudkan impian mereka. Mereka hidup dalam kebenaran dan dapat berbagi apa saja tanpa takut malu atau menyalahkan. Mengetahui apa yang mereka miliki bersama sudah cukup, pasangan transenden puas dan dapat berkomitmen satu sama lain seumur hidup. 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya